Heyyaaa!!
Saya duduk di depan laptop langsung setelah mendapat mention (bahasa twitter) dari novelis favorit saya.
Begini kronologi nya:
Saya mengetikkan 3 tweet ini: ( maksa banget dah) -.-
Dan......... VOILAAAA!! Tweet saya dibalas oleh dia:
Efeknya seperti ini: (malu-maluin diri sendiri)
Hahahahahaha, saya teriak jejeritan, histeris, dan dengan noraknya lhoo -____-
Sejak kelas 7 (1 SMP), saya sudah ngefans (kelas) berat sama dia gara-gara novelnya yang berjudul Miss Cupid.
Novel Miss Cupid berhasil membuat ibu saya hampir dibawa ke psikiater (baca: ngakak kenceng-kenceng sendirian di kamar sambil baca Miss Cupid).
Akhirnya, dan mungkin sudah ditakdirkan *sok tau* saya mengecap Mia Arsjad sebagai novelis favorit saya.
Saya masih ingat pada zaman Friendster merupakan ciri anak gaul, saya mencantumkan nama Mia Arsjad di kolom “Who I Want to Meet”. *kalo saya punya nyali, saya cantumkan untuk membuktikan.
Novel-novel karya wanita geulis asal Bandung ini memang patut diacungi lebih dari 10 jempol (pinjem jempol kaki-tangan tetangga, abang ojek, ibu-ibu PKK). Bahasa dan kalimat-kalimat menggelikan dan mengalir merupakan ciri khas novelnya. Biarpun masalah yang diangkat serius, dijamin masih bisa ketawa di tengah jalan kalo baca novelnya (juga di tengah jalan). Saya pribadi saat membaca novel-novel Kak Mia *maaf, sok akrab*, nggak pernah pusing mikir ini-itu atau bolak-balik ke halaman belakang buat mengerti. Dengan caranya, Kak Mia berhasil membawa pembaca menikmati cerita dengan tutur kalimat yang mudah dipahami dan ber-genre lawak. Bahkan hebatnya lagi, saya selalu merasa hadir di dalam novel itu dan menyaksikan sendiri bagaimana tiap paragraf diceritakan. *standing applause
Masih banyak lagi kehebatan novelnya. Masalah yang diangkat dalam novelnya pun unik. Yang paling unik adalah Satria November.
Satria November menceritakan perjuangan dan pengorbanan seorang cewek berumur 15 tahun membantu seorang cowok berumur 16 tahun yang memiliki niat teguh untuk lepas dari jeratan narkoba.
Hayoo, belum ada lho novelis selain Mia Arsjad yang memasukkan tema Narkoba sebagai tema utama sebuah novel. Kalau diumpamakan dengan detergen, Satria November ibarat detergen yang sudah komplit – ada pemutih, pembersih, pewangi, pelembut, penggoda (?) – sehingga pakaian yang dicuci dengan detergen ini akan nyaman dipakai dan terlihat berkualitas. Sama dengan Satria November, nyaman dibaca dan berkualitas.
Sejujurnya (pengakuan), saya meneteskan air mata (hiperbola nggak dosa kan?). Intinya, saya nangis pas adegan Inov (mantan pecandu narkoba) menangis di pelukan ibunya. Pendeskripsian Mia Arsjad di sini sebenarnya cukup singkat, namun mampu membawa emosi saya ke dalam peristiwa itu. Mungkin kalian pikir bahasa yang kocak selalu membawa kalian tertawa terbahak-bahak keselek duren. Salah! Mia Arsjad mampu membuat kalian nangis sesenggukan jika kalian baca Imajinatta. *standing applause kedua kalinya
Pesan moral yang dihidangkan oleh Mia Arsjad juga berbobot tinggi. Sederhana, namun bermakna besar bagi kehidupan.
Bukan mau promosi, tapi kalau kalian butuh bacaan yang menghibur sekaligus mendidik, kalian HARUS eh ga harus juga sih tapi DIWAJIBKAN membeli novel karya Mia Arsjad. Alasan, ulasan, penjelesan, kukusan dari saya di atas cukup merayu iman Anda untuk membeli kan?
Sejauh ini, saya baru punya 2 novel yaitu Imajinatta dan Satria November. Sisanya saya baca pas lagi nongkrong di Zoe Comic Corner Depok.
Maaf yaa Kak Mia Arsjad kalau ada kata-kata yang kurang berkenan. Sebagai permohonan maaf, karena Kak Mia doyan kuda, saya kasih gambar kuda:
hehehe
Salam,
Maria Paschalia Judith Justiari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar