Sabtu, 14 Agustus 2010

Manipulasi dan Kamuflase

Demi apapun! Pelakunya bukan gue! Melainkan ibu kandung gue.

Ibu gue melakukan manipulasi dan kamuflase yang untungnya nggak perlu dibawa sampai ke meja hijau.

Perhatikan kisahnya baik-baik!

Suatu siang yang cerah (baca: terik, panasnya nyengat), gue baru balik dari sekolah dengan tampang ceria (suram). Pas turun dari ojek, gue memandang sekitar. Ternyata semua rumah sudah memasang bendera merah-putih.

Contoh: (tetangga depan)

Hati dan semangat gue langsung berkoar-koar memandang Sang Merah Putih berkibar di udara sepanjang jalan perumahan gue. Rumah gue juga udah memajang bendera Indonesia.

Nih fotonya tampak depan:




Lanjut. Gue pun serta-merta kaget dan menggelengkan kepala. Ternyata di balik bendera yang berkibar penuh semangat di halaman rumah gue tersimpan rahasia kreativitas ibu gue. Biar jelas, nih fotonya tampak belakang:


Alamaaaaakk?! Ibu gue melakukan kamuflase dan manipulasi yang berlandaskan kreativitas. Liat noh hasil kreativitas ibu gue: KURSI BAKSO DIJADIKAN PENYANGGA TIANG BENDERA
-________-

Usut punya usut, gue bertanya pada Mbak Sri tentang apa yang terjadi di halaman rumah gue. Mbak Sri pun menceritakannya

- Percakapan antara Ibu gue (I) dan Mbak Sri (S) –

S: ”Tiangnya mau ditaro mana, Bu?”
I: “Di halaman lah, Sri”
S: “Iya tau, di mananya?” (jengkel)
I: “Di tanahnya.” (berjalan menuju TKP)
S: “Ga ada pasak, Bu. Ga bisa nancepin tiangnya.”
I: “Oooh.. Bentar..” (masuk ke rumah)
S: ”Bu.........?” (tampang bingung)
I: ”Pake ini aja kalo gitu” (membawa kursi bakso warna biru dengan bangga)
S: (bengong)
I: (meletakkan tiang bendera ke lobang kursi bakso)
S: (masih bengong)
I: ”Makanya, jadi orang itu kreatif, Sri”
S: ”Kalo ibu mah kelewat kreatif.”

Yak! Ibu gue terbukti melakukan kamuflase dan manipulasi. Heran gue, kok bisa kepikiran pake kursi bakso ya??

Hari ini tepatnya Sabtu, 14 Agustus 2010, tiang bendera di rumah gue sudah normal. Mungkin karena kursi baksonya mau dipake.
nih foto yang sudah normal:



MERDEKAAA!!

Salam,
Maria Paschalia Judith Justiari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar