Sabtu, 30 April 2011

Akun yang Jarang Dikunjungi

Teman-teman yang membaca ini, tolong yaa sudi mampir.
Ke mana, Dith?
Ke sini neeehhhh:


Untuk informasi (kurang penting), gue baru pertama kalinya pake akun Foursquare hari ini (30 April 2011) loh! Setelah Foursquare gue didiamkan selama berbulan-bulan, akhirnya gue ngerti cara makenya...... #norak #kampung #nggakusahkejakartamakanya.


Terima kasih Seto (twitter: @geseto) sudah sudi mengajarkan cara memakai Foursquare kepada kakak kelasmu yang gaptek ini.


Sekian. Terima kasih.
*sampahparahdith-,-




God bless!!


Salam,
Maria Paschalia Judith Justiari

Jadi............ Judulnya Apa?

Hari ini tanggal 30 April 2011. Jam segini gue udah diingetin nyokap buat tidur berhubung besok kudu wajib musti bangun subuh kalo mau ikut jalan ke Sukabumi bareng anak-anak wilayah 10.
Hari ini tanggal 30 April 2011.
11 hari lagi gue seleksi (doakan saya kawaaan) :)
12 hari lagi hari spesial buat gue, spesial banget!
17 hari lagi...........................libur Waisak -_________-
28 hari lagi KATY PERRY KONSERRR!!! #koinuntukJudith
32 hari lagi bulan Juni dan adek gue ulang tahun
47 hari lagi ulang tahun pernikahan Daddy - Enyak gue yg ke-18
Intinya 1 hari lagi bulan Mei dan 2 hari lagi Hardiknas dan 3 hari lagi ke sekolah seperti biasa
-,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,-


Entah mengapa bulan April terasa begitu cepat. Padahal gue jalaninnya biasa aja. Kita lihat apa yang terjadi pada bulan April.
1 April => April Mop, gue Pra-OSK
8 April => Forblistic with Bena Kribo
16 April => Jalan bareng Michelle-ku sayaaang :*
17 April => Minggu Palma! Gita sidi
18 April => berangkat ke Bandung bareng Amel, Evita, Gian, Sandy, Joseph, Fadhil, Andri, Davin
19 April => keliling ITB
20 April => ke Kawah Putih
21 April => Kamis Putih
22 April => Tablo, Jalan Salib, Jumat Agung
23 April => Malam Paskah
24 April => Paskah!
27 April => nocomment, bete banget dah gue hari itu
28 April => masih bete
29 April => nonton bareng IPA 5 di kelas. Filmnya Little Crazy Thing Called Love. Unyu, gue mewek -,,,,,,,,,,-
30 April => hari ini


Terus ngapain dong Dith?
Bulan Mei yak?
*Harus rajin DOA ROSARIO
*Harus MAKIN rajin belajar (Amin.!)
*Semoga besok jadi awal yang baik
*Semoga P1i-ku nggak ngambekan lagi
*Semoga bisa nonton Katy Perry
*Semoga bisa mencapai obsesi yang pernah gue tulis (Amin.!)


Masih banyak tapi itu dulu aja deh. Pembaca juga eneg bacanya kalo ampe bikin leher naik-turun.


Selamat datang Mei 2011!


God bless you, people...


Salam,
Maria Paschalia Judith Justiari

Minggu, 10 April 2011

Sesuatu yang Baru pada Akun Twitter Saya


Salam,
Maria Paschalia Judith Justiari

Ponsel Tak Jauh Beda dengan Pemiliknya

Dia pacar gueee!! *akibatnggakpunyapacarbuatdiceritain
Ehem, maksudnya gue bakal nyeritain tentang ponsel gue (my handphone; Mein Handy).
Dia berasal dari genus Sony Ericsson dengan spesies SE – P1i. Panggilan sayang gue buat dia yaa P1i-ku
*centil


P1i-ku tersayang ini memang paling mengerti gue. Dan yang bikin gue sayang banget sama dia adalah kesamaan di antara kami berdua.
pengertian + banyak kesamaan = KLOP!

Dia ngerti gue. SMS gue ke seseorang nggak delivered dan dia memberitahu gue dengan tulisan...:
Namaorangitu: Waiting
gue perjelas
Namaorangitu: Waiting
W-A-I-T-I-N-G. Yap, dia ga bilang Pending tapi Waiting. Dan kondisi nyatanya, ga cuma sms gue yang masuk daftar tunggu.
Intinya dia ga pernah ngomong "Pending" tapi "Waiting".
My P1i knows me so well~ 



Jam di P1i-ku kelebihan 30 menit. Jamnya ngga bisa diubah biar normal. Sungguh, dia mengerti diri gue sebagai pribadi yang ngaret ampun-ampunan. 

Dia sama kayak gue. Dia ga pernah ngomong "Loading" seperti layaknya ponsel lainnya. Tapi dia ngomong "Busy". Sama kayak pemiliknya yang (belagak) sibuk hehe

Dia sama kayak gue. Kalau dia kepanasan, dia mati tiba-tiba dalam kata lain nggak mau beroperasi. Sama kayak gue. Kalo suasana hati gue lagi panas, gue  juga nggak mau kerja dan kayak orang mau "mati" (mati semangatnya maksud gue) -........-

Dia sama kayak gue. Kalau dia dibanting atau jatuh, dia nggak mau beroperasi. Yak, dia ngambek. Biasanya gue diemin  beberapa jam, terus gue nyalain. 1...2...3.. nyala deh dia, walaupun ngambeknya bersisa (SMS nggak bisa masuk).
Jatuh dan dibanting dalam hidup juga sering gue alami. Memang karena sakitnya, gue memilih untuk tidak melakukan apa-apa sampai ada yang menghibur atau paling engga gue bisa menghibur diri gue sendiri. Butuh waktu untuk bisa melakukan sesuatu lagi. Dan ketika gue udah mulai buat menjalankan sesuatu itu, sakitnya masih berasa. Wajar kan?

Dia sama kayak gue. Terkadang gue suka nyeplos, "Ah elah, kesel gua ama nih hape," atau lebih parahnya "Ganti hape aja kali ya?". Dan anehnya, setelah gue ngomong gitu, P1i-ku jadi nggak beraktivitas. Nyala sih, tapi ngambeknya ampun-ampunan (SMS nggak bisa masuk). Setelah menyadari kalo gue salah ngomong, gue bawa dia ke tempat sepi (hint: bisa dikira orang gila gue soalnya). Di tempat sepi itu gue belai dia dengan kasih sayang sambil ngomong, "Maaf yaa tadi aku salah. Besok jangan gitu lagi yaa, aku juga nggak bakal kayak gitu lagi". Kayak biasa, gue matiin bentar, trus gue nyalain lagi. Tadaaaa dia kembali normal :')
Kritik yang kurang berdasar seringkali membuat gue malas untuk menjalani kegiatan. Buat gue, apa yang gue lakukan telah dikritik, gue salah, gue nggak bisa bener. Ujung-ujungnya gue enggan buat melanjutkan apa yang telah gue jalani. Namun ujung ini akan berubah kalau pengkritik datang untuk meminta maaf dan menjelaskan kritiknya. Begitu memang lebih baik.

Ngambeknya dia itu cuma menghadang SMS masuk (eh, ga cuma, tapi fatal). Belum lagi kadang telepon ikut-ikutan gabisa masuk. Yang paling nyesek adalah dalam keadaan genting di mana gue nunggu lampu hijau di bagian bawah ponsel menyala sampai sekian jam sebagai pertanda ada SMS atau telepon masuk dan ternyata dia lagi ngambek. Tau dia ngambek atau kagak cuma dengan 1 cara yaitu mematikannya sejenak.

Meskipun temen-temen gue banyak yang protes kalo P1i-ku ngambek, gue tetep kekeuh nggak mau ganti ponsel. Nggak ada ponsel yang bener-bener klop ama gue kayak P1i.
Gue cuma bisa jaga P1i-ku sebaik-baiknya. Kalo rusak, nggak ngerti deh mau ganti sama apa.




God bless!

Dari pemilik P1i yang urak-urakan,
Maria Paschalia Judith Justiari 

GEREMIN

Ennggg, iya gausah terlalu serius baca judulnya. Baca setengah hati juga nggak apa-apa. Klik tanda silang di pojok kanan atas............jangan dulu deh
#tolongjanganjadiababil #anaklabilkelautaja

*menatahati *menyiapkankata *menatapkedepan
*bukananaklabillagi =D

15 Maret 2011 berkat rahmat Tuhan yang Maha Kuasa, Geremin pun lahir.
Aneh ya namanya? Maksa pula. Ah apapun itu, Geremin ini cuma diceritakan sekilas.
Geremin merupakan singkatan Gerakan Kalem Indonesia. Diketuai oleh Julianus M. D. (@julianusmd). "Kami tetap blingsatan walau dunia menginginkan yang kalem!" merupakan motto utama Geremin.
Dibentuknya juga dengan niat setengah hati. Ini semua gara-gara Marcella (@marcellulosa) dan gue saling mengingatkan untuk jadi kalem.
Mau berdiri, "Berdirinya yang kalem Cel,"
Mau nyanyi, "Dith, kalem Dith,"
Sampai akhirnya kami berdua dinasehati sang ketua, "Sssttt, kalem woy!"
Lalu kami pun menegur Pak Ketua, "Yang kalem dong, Nus!"
Semua teguran pada hari itu berpusat pada kata kalem. K-A-L-E-M

Julianus M.D., ketua Geremin

 Marcella Giovanni, teman seperjuangan Geremin

Menurut kamus Tesaurus Bahasa Indonesia, kata lain atau sinonim "kalem" adalah "lembut".
L-E-M-B-U-T

Seterobsesi apa sih lo Dith sama sifat kalem ini?
Nggak. Gue (sama sekali) nggak terobsesi buat jadi kalem. Lagian gue sudah membayangkan bagaimana gue nantinya kalo jadi kalem. Dan itu...............bukan sesuatu yang gue inginkan ataupun gue harapkan. 
Berikut kemungkinan kalo gue jadi kalem (tidak bisa dipastikan kebenarannya karena saya enggan membuktikannya).

*Gue bakal dilarang jadi vulkanolog. Pikiran orang tua gue yang nggak ngizinin gue buat terjun lebih mendalam ke gunung berapi. Ortu gue bakal mikir kayak gini kalau
Judith kalem: "Ah anak gue kan lemah lembut, mending dipingit aja atau masuk sekolah modelling, paling engga mata kuliahnya yang feminin dikit lah,"
Judith normal: "Nih anak emang dasarnya blingsatan. Mungkin gunung udah jadi habitatnya. Daripada di rumah mengganggu ketentraman warga,"

*Masih lanjutan di atas. Pas jadi vulkanolog, gue pasti menghimbau warga sekitar gunung berapi buat turun gunung. Lebih ngefek yang mana buat bikin warga ninggalin gunung?
Judith kalem: (nada lemah lembut mirip Putri Solo) "Bapak-bapak, Ibu-ibu, Kakek-kakek, Nenek-nenek, Kakak-kakak, Adik-adik, Mas-mas, Mbak-mbak, Om-om, Tante-tante, gunung berapi ini beberapa saat lagi akan meletus. Saya mohon dengan amat sangat supaya Saudara-saudari meninggalkan area ini secepat mungkin."
----------atau-------------
Judith normal: (nada lantang, wajah tegas, dengan bumbu mengancam) "Kepada yang masih sayang nyawa, keluarga, dan handai taulan diharuskan bahkan diwajibkan meninggalkan area ini secepat mungkin. Gunung akan meletus. Jika Anda tidak mempercayai saya, resiko tanggung sendiri. Terima kasih."

*Kalo gue kalem, mungkin gue nggak bakal punya malaikat kecil di 39 yang bernama Angela Merici Bella (@angelambella)
-Angela Merici Bella- 

*Kalo gue kalem, mungkin gue nggak bisa teriak "IPA LIMAAA, GENJOOOT!!" bareng Ambar (@ambarisqia)
- Ambarisqia Dwining Dwifa - 

*Kalo gue kalem, mungkin gue nggak bisa teriak-teriak bareng Sekar dan meracuni dia untuk nggak jadi perempuan yang kalem-kalem amat
- Sekar Hayuning Galih - 

*Kalo gue kalem, mungkin gue nggak bisa ejek-ejekan bareng Gio, berbisik di telinga Jalu dari belakang dengan memegang pundaknya, atau main sinetron siang bareng Gohan
 (kiri-kanan) - Gohan Parningotan, Giovanno Dirk, Nicolas Jalu -

*Kalo gue kalem, nggak ada lagi Judith yang blingsatan dan urak-urakan 


Ini nih perempuan yang sebenarnya gue nggak akrab-akrab banget dan gue SKSD-in. Dia punya prinsip buat nggak jadi kalem. Sama kayak gue. Eh, beda deh. Dia lebih kuat sama prinsipnya. Nggak selabil gue yang ampe mau privat di keraton Solo. Dia ngingetin gue buat tetep blingsatan. Namanya Kamilia Latifah (@LatifahKamilia)

 - Kamilia Latifah -




Masih banyak kemungkinan yang menurut gue nggak banget (buat diri gue) andaikata gue jadi kalem. Gue suka kok jadi diri gue. Memang masih banyak kekurangan, tapi pasti gue perbaiki agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik.
Jangan pernah menyesal menjadi diri sendiri karena Tuhan menciptakan dan membentuk kita baik adanya.
:)

God bless!

Salam dari anak urak-urakan,
Maria Paschalia Judith Justiari
 

Sabtu, 02 April 2011

Kangen ANW :'''''''''''''''''''''(

Saat aku mengatakan halo pada umur 15, ANW dibawa oleh Bapak. Bapak bilang jaga ANW baik-baik. Waktu itu, namanya belum ada. Nama ANW dilekatkan padanya menjelang operasinya dan keadaannya yang sekarat. Kira-kira pada pertengahan Maret 2011.
Sesuai dengan amanat yang diberikan Bapak, aku menjaganya baik-baik. Setelah dipakai, dirapikan. Kalau dibawa ke sekolah, aku merelakan buku-buku lainnya ditinggal di rumah agar tasku nyaman bagi ANW. *itumahkarnaelomalesdith

Mei 2009 hingga Maret 2011 merupakan waktu yang singkat antara ANW dan aku. Tapi cukup bagi ANW untuk mengenalku. Mengapa bukan saling kenal? ANW begitu tertutup. Saat ditanya "Ini seri apa?", aku hanya menggelengkan kepala. Aku hanya mengenal dia dari genus Dell. Spesifikasinya? Jangan ditanyakan! Hahahahaha aku memang begitu egois.
Padahal ANW adalah saksi tulisan-tulisan yang aku tulis dengan pelbagai macam emosi. Dia adalah saksi semua tulisan yang kuketik lalu kuhapus dan kulupakan. Usaha untuk mengenalku benar-benar dilakukan ANW, tak melihat betapa tak pedulinya aku padanya.
Pernah aku meletakkan ANW di kasur bawah. ANW tak marah, ngambek pun tak dilakoninya. Walaupun Bapak marah-marah karena aku menggeletakkan ANW sembarangan pada waktu itu, ANW tetap memberikan performa terbaiknya.

Februari 2011. Om Doni (adik dari ibu) datang ke rumah. Dia meminjam flashdisk-ku untuk menggandakan dokumen yang berada di dalam ANW. Alangkah terkejutnya aku ketika mengetahui lebih dari 400 virus mendiami tubuh flashdisk-ku yang tak lain berasal dari ANW.
ANW mengidap 400 lebih virus itu dan aku sama sekali tidak mengetahuinya. Entah sejak kapan dia mengidapnya, yang kulihat selama ini ANW menemaniku dengan kondisi baik-baik saja.

Detik di mana aku menyelamatkan data yang berada di dalam tubuh ANW, nama ANW langsung kulekatkan. Ada alasan tersendiri mengapa aku menamainya ANW, yang jelas nama itu sangat menggambarkan pribadinya
Di tengah misi penyelamatan ANW, tanda sekarat mulai muncul. Tiba-tiba layar ANW berubah menjadi putih bersih lalu dia tak bisa dimatikan secara baik-baik (sama sekali tidak bisa di-shut down). Dimatikannya benar-benar harus dipaksa. Tepat kata teknisi, 400 virus itu telah menyerang fungsi koordinasi ANW yakni sistem operasinya.
Dua hari kemudian, aku menyerahkan ANW pada teknisi untuk diperbaiki. Supaya ANW sehat. Supaya ANW kembali seperti semula. Aku tidak membutuhkan yang lain, cukup ANW.
*lebay
*tapiemangbenerkok

Hari-hari di saat ANW dioperasi, aku benar-benar merindukannya. ANW selalu memfasilitasi kebutuhanku. Dia tidak akan membiarkanku menggunakan web untuk mengakses Twitter. Dia tidak akan membiarkanku menggunakan Paint untuk mengubah suatu gambar atau foto. Dia tidak akan membiarkanku chatting melalui web. Dia tidak akan membiarkanku mengetik blog dengan rasa tidak nyaman.

Sekarang aku mengetik dengan ANW. Tapi ANW sudah berubah. Jalannya lambat. Dia tidak lagi menggunakan Windows XP. Tak ada lagi aplikasi Tweetdeck, Media Classic Player, Power DVD Player, Adobe Photoshop CS, Adobe Reader, Windows Messenger, dan lain-lain.
Dia begitu kosong. Begitu semua aplikasi sudah diunduh, mereka tidak bisa dipasang.
Bentuk dan tubuh masih ANW, tapi dalam tubuh itu bukan ANW. Ternyata aku cukup mengenal ANW :')

Sekarang aku ingin ANW yang dulu kembali. Iya, ANW yang dulu.


Maria Paschalia Judith Justiari