Kamis, 30 Desember 2010

We're Fireworks, Aren't We?



Wew, Fireworks! Kembang api! Petasan! Mercon!

Kata "fireworks" dipilih untuk mewakili untuk Bily Scive. Sebelumnya terima kasih untuk Maidina R. A. yang mengidekan kata ini dan untuk Anisah Firda yang menggambarkan Bily Scive sebagai "fireworks".

Just want all of you read the lyrics of Fireworks (by. Katy Perry) deeply and find the meanings for your live!

Fireworks - Katy Perry

Do you ever feel like a plastic bag, drifting through the wind, wanting to start again?
Do you ever feel, feel so paper thin like a house of cards, one blow from caving in?

Do you ever feel already buried deep? Six feet under screams but no one seems to hear a thing
Do you know that there's still a chance for you 'cause there's a spark in you
 
You just gotta ignite, the light, and let it shine. Just own the night like the 4th of July

'Cause baby you're a firework! Come on, show 'em what you're worth.
Make 'em go "Oh, oh, oh". As you shoot across the sky-y-y
Baby, you're a firework. Come on, let your colors burst
Make 'em go "Oh, oh, oh". You're gonna leave 'em all in awe, awe, awe

You don't have to feel like a waste of space. You're original, cannot be replaced
If you only knew what the future holds. After a hurricane comes a rainbow

Maybe you're reason why all the doors are closed, so you could open one that leads you to the perfect road
Like a lightning bolt, your heart will glow and when it's time, you'll know

Boom, boom, boom. Even brighter than the moon, moon, moon
It's always been inside of you, you, you. And now it's time to let it through-ough-ough


Get the lesson?
By the way, you can follow Bily Scive official twitter, just click @BilyScive_2012

God bless!!
Salam hangat,
Maria Paschalia Judith Justiari 
 

 

Januari

Heyyaa!!
Judith kembali duduk di sini untuk menulis sesuatu. Bukan tentang Studi Wisata Galan 2012, tapi tentang sesuatu yang belum jelas deskripsinya.
Ditinjau dari judulnya, tulisan kali ini berbau bulan Januari. Bukan mentang-mentang karena mau tahun baru, eh iya deh karena mau tahun baru.

#harapan2011 kembali ke Januari 2010

Sepertinya sungguh mustahil, tapi saya menginginkannya. Januari 2010 adalah bulan terbaik yang pernah ada. Bulan yang mengawali keakraban dan solidaritas Exhsclafe10. Bulan yang menjadi momentum bagi saya (jangan dihitung gaya dan waktunya -______-).

Namanya waktu. Dia egois. Dia berlari seenaknya tanpa peduli saya berniat mengejarnya atau tidak. Padahal saya masih berorientasi pada Januari 2010, tapi waktu hampir mencapai Januari 2011.
Namanya waktu. Dia anti-sosial. Dia berlari terus menerus dan jika kita tidak ikut berlari, kita tidak akan hidup dalam hidup.
Namanya waktu. Dia tidak dapat dihentikan. Dan dia memaksa saya untuk menghadapi Januari 2011. Jelas-jelas saya berteriak di sini bahwa saya menginginkan Januari 2010.

Januari 2010, Februari 2010, Maret 2010, April 2010, Mei 2010, Juni 2010, Juli 2010, Agustus 2010, September 2010, Oktober 2010, November 2010, Desember 2010.
lalu...............................................Januari 2011

Namanya waktu. Dia tersenyum ketika saya dengan ogah-ogahan menghadapi Januari 2011 dan sedang khusyuk menangisi Januari 2010.
Baiklah waktu, kau menang.


God bless!!
Salam hangat,
Maria Paschalia Judith Justiari 

Sabtu, 06 November 2010

Tuhan Mengerti Apa yang Kita Butuhkan

Posting ini saya ambil dari blog Putri Sion yang berjudul God Knows What You Need dengan terjemahan seadanya.


Mungkin artinya kira-kira seperti ini:

Aku meminta kekuatan, dan Tuhan memberiku kesusahan untuk menguatkanku.
Aku meminta kebijaksanaan, dan Tuhan memberiku masalah-masalah untuk kuselesaikan.
Aku meminta kekayaan, dan Tuhan memberiku otak serta tenaga untuk bekerja.
Aku meminta keberanian, dan Tuhan memberiku bahaya untuk kuatasi.
Aku meminta cinta, dan Tuhan memberiku orang-orang berkesulitan untuk kutolong.
Aku meminta kemurahan hati, dan Tuhan memberiku kesempatan untuk menolong.
Aku tidak menerima apa-apa dari keinginanku, tapi aku menerima segalanya yang aku butuhkan.


Mungkin masih banyak hal lain yang tidak kita sadari dimana Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan. Mengapa tidak kita sadari? Karena pikiran kita terus-menerus berorientasi pada apa yang kita inginkan.
Jangan lupa bersyukur yaa kawan!
=)


Salam hangat,
Maria Paschalia Judith Justiari

Apapun Itu, Tetaplah Berdoa

Saya sudah tidak bisa lagi mengungkapkan makna doa dalam paragraf. Harapan saya, semoga tweets yang akan saya tampilkan cukup mengungkapkan makna doa bagi saya

Pemaparan.
Apa yang terjadi pada saya?


Pemanasan.
Apa yang saya lakukan?


Klimaks.
Apa yang saya sadari?


Pemecahan masalah
Masalah itu pun selesai karena kekuatan doa. Lantas, apakah kamu mengucap syukur?




Penyelesaian.
Mereka terkejut karena tweets saya



Apapun itu, apapun yang terjadi, apapun masalahmu, tetaplah berdoa. Tidak perlu mengucapkan doa yang muluk-muluk atau kata-kata khiasan. Cukup katakan apa yang menjadi masalahmu. Yaaaaa, mungkin seperti curhat, tapi curhatnya ke Tuhan. Semakin sering kita berdoa, semakin kita percaya pada uluran tangan Tuhan, niscaya doa kita didengarkan dan dikabulkan. Amin.!


Salam hangat,
Maria Paschalia Judith Justiari

Minggu, 17 Oktober 2010

Karena Kita Keluarga



Tak bisa dipungkiri beberapa minggu ini, saya merasa ada yang kurang. Bukan hanya saya ternyata, tapi juga temen-temen saya.

Kami merasa ada yang berbeda. Kami merasa ada sesuatu yang tidak pada tempatnya. Kami merasa ada sesuatu yang tidak seperti biasa.

Berikut cuplikan obrolan saya dan beberapa teman di McD mall terdekat

Gue : "Sekarang kalo cf beda banget ya?"
Evita: "Iya. Kerasa banget."
Amel: "Dulu kita kan sering cf ampe subuh."
Nimas: "Ampe sahur, Mel!"
Gue: "Anak cowok yang nyadar cuma Fadhil"
Nimas: "Gian juga"
Gue: "Padahal kita udah diakui satu angkatan kalo kelas kita paling solid"
Evita: "Semuanya salut ama kita"
Gue: "Padahal belum satu semester udah pada jauh-jauhan gini. Payah"

Dan saya menemukan satu jawaban yang mutlak kebenarannya.

Tanya: "Mengapa kamu merasa ada yang berbeda? Mengapa kamu merasa ada yang kurang?"
Jawab: "Karena kita adalah satu keluarga"

Seandainya kita hanya teman biasa, kita tidak akan merasa kehilangan satu sama lain.
Seandainya kita hanya menjadikan kelas kita sebagai tempat belajar, kita tidak akan merasa ada yang kurang.

Kita merasa ada yang tidak sama karena kita mendalami dan menjalani persahabatan kita.
Kita merasa ada yang berbeda dari kebiasaan kita karena kita adalah satu keluarga.

Mungkin secara harafiah, kita bukan keluarga, keluarga yang disatukan oleh ikatan darah dan perkawinan.
Namun secara makna, kita adalah keluarga, keluarga yang disatukan oleh keakraban, toleransi, pengertian, solidaritas, kepedulian, dan kasih sayang.
Ya, kita keluarga!!

Tidak ada keluarga yang tidak peduli jika ada anggotanya yang jauh!
Tidak ada keluarga yang tidak sadar jika ada anggotanya yang sedih!
Tidak ada keluarga yang tidak tahu jika ada sesuatu yang berubah dalam keluarga itu sendiri!

Kita peduli. Kita sadar. Kita tahu.

Kita ingin kembali seperti semula. Kita ingin tetap merasakan kehangatan dari keluarga kita. Kita berharap berkumpul bersama keluarga kita walaupun sebatas dunia maya.

Mengapa?
Karena kita adalah keluarga. Keluarga Exhsclafe10

Teman-teman saya dan saya pribadi merindukan beberapa hal dari kebiasaan keluarga yang selalu kita lakukan. Di antaranya: cf sampai subuh (Nimas), cf buat bahas hal-hal ga penting (Evita), main UNO (Amel), ngumpul di depan ruang 23, curhat-curhatan, ngebolang, dan masih banyak lagi

Ya, kita memang terpisah, tapi hanya sebatas ruangan. Kalau kita benar-benar keluarga, kita akan terus mencari jalan untuk bertemu, bercerita, berkeluh-kesah, dan untuk saling mendengarkan.

Sejujurnya, kekeluargaan kita sedang diuji. Ujian sejauh mana kita disebut sebagai keluarga di saat kita dipisahkan oleh ruang.
Jadi, tak ada ragu buat menunjukkan keluarga Exhsclafe10 kepada dunia bukan?
Jangan biarkan dimensi ruang dan waktu menceraikan keluarga kita!

Kita adalah keluarga! Keluarga Exhsclafe10

Aku merindukan kalian, keluargaku, Exhsclafe10


Salam hangat,
Maria Paschalia Judith Justiari

Karena Kita Ingin Menjadi Keluarga


Bily Scive

(Big Family of Science Five)


11 IPA 5 2010/2011
Kita baru saling kenal. Kita baru saling tahu. Maklum kalau kita ingin dekat dengan yang lain. Sebagai apa? Sebagai keluarga.

Tanya: "Mengapa kita ingin dekat dengan yang lain? Mengapa kita ingin merasa nyaman dengan Bily Scive?"
Jawab: "Karena kita ingin menjadi suatu keluarga"

Coba kita lihat nama kelas kita. Garis bawahi kata Big Family. Jangan remehkan arti sebuah nama! Karena nama mengandung suatu harapan yang benar-benar diidamkan.
Ya, saya akui kalau kekompakan kita masih jauh dari kata keluarga itu sendiri. Tapi setidaknya kita sudah mencoba berbagai cara untuk mengakrabkan diri dengan Bily Scive.
Pada hakikatnya, terbentuknya suatu keluarga membutuhkan waktu dan proses panjang. Tidak bisa kita paksakan dan kita tidak boleh terobsesi untuk menjadi suatu keluarga yang solid.

Jangan menyerah untuk mencari topik obrolan demi mengakrabkan kelas 11 IPA 5.
Bila perlu, kita lakukan beberapa hal yang lumrah dilakukan oleh remaja seusia kita;
nyanyi bareng, makan bareng, nonton bareng, bolang bareng, ngobrol bareng, buka forum bareng, ngelawak bareng, ketawa bareng, dan lain-lain

Sekarang bukan waktunya kita pesimis dengan keakraban Bily Scive. Justru kita harus berani membuka diri kita untuk bercerita dan mendengarkan satu sama lain.
Buang segala keraguan untuk percaya pada Bily Scive. Buang segala egoisme kita. Sadarilah kalau kita sedang menjalani hari dalam satu kesatuan, ya dalam Bily Scive.
Jadilah orang pertama yang mengusap air mata anggota Bily Scive. Jadilah orang pertama yang tertawa atas lawakan dari anggota Bily Scive sejayus apapun itu.

Cobalah untuk peduli dan terbuka pada Bily Scive.

Mengapa?
Karena kita ingin menjadi keluarga, keluarga besar Bily Scive.

Semangat! Kita bisa!!


Salam hangat,
Maria Paschalia Judith Justiari

Kamis, 30 September 2010

Hari yang Buruk?

30.09.10


Yang jelas hari ini buruk, seburuk-buruknya.
Untung ga tsunami. Kalo tsunami, bisa makin buruk dah (amit-amit!).
Lebih buruk daripada wajah si Buruk Rupa
Lebih buruk dari makan jeruk busuk terus bolak-balik ke WC (henggg, ini mah sama aja)
Lebih buruk dari ulangan mendadak
Lebih buruk dari ngerjain PR buru-buru di sekolah
Lebih buruk dari nemuin cacing di jambu ijo yang manis
Lebih buruk dari nonton film naga terbang dengan efek ekonomis
Lebih buruk dari dipanggil Bu Istinaroh pas Jumat pagi
Lebih buruk dari ditagihin utang tugas (lama-lama jadi ketauan betapa malasnya gue) -,-
Lebih buruk dari............................. au ah. Intinya buruk

Apa saja efeknya?
Gue kayak orang ga punya arah. Dari tadi cuma mondar-mandir, diem, tiduran, bangun, tiduran lagi, pokoknya ga ada tujuan.
Gue gabisa fokus. Buat 1 detik ke depan aja pikiran gue kosong.
Pikiran gue mumet, puyeng karena tekanan di otak begitu besar. Rasanya mau pecah biar lega, tapi malah mampet. Bener-bener ga bisa mikir.

Besok tanggal 01.10.10 
Tanggalnya bagus ya? Semoga menjadi awal yang baik di bulan Oktober dan seterusnya. Amin.!


Salam,
Maria Paschalia Judith Justiari

Selasa, 28 September 2010

Suatu Dialog

Tanya : Tolong jawab pertanyaan saya dengan jujur. Jangan munafik!
Jawab : Baik
Tanya : Apa yang sekarang kau harapkan dari teman sejati?
Jawab : Aku hanya ingin mereka tidak membuat saya merasa SENDIRIAN


Salam,
Maria Paschalia Judith Justiari

Senin, 27 September 2010

Saya Salut



Saya salut dengan mereka. Mereka hebat!
Mengapa saya salut pada mereka? Jangan ragu untuk membuka: http://thinksimple.co.cc 
Think Simple adalah salah satu hal yang membuat saya salut pada mereka.
Namun kalian harus tahu, masih banyak hal dari mereka yang membuat saya salut. Saya jamin kalian akan mengalami nasib serupa!!

Salam,
Maria Paschalia Judith Justiari 

Senin, 30 Agustus 2010

Kalimat Pertama dan Jawaban Pertama

Kesan pertama setelah kalian membaca tulisan ini: "Dith, lo SKSD banget ya?"

Prinsip hidup gue, bodo amat SKSD yang penting gue jadi kenal. Emang urat malu lo ke mana, Dith? Gue simpen di laci kamar gue.
.lewat.

Kalimat dan jawaban pertama seseorang untuk kita (atau sebaliknya) membuat kita merasa atau minimal bisa jadi bahan haha-hihi kalo nggak ada yang ngelawak. Walaupun sekedar obrolan biasa, tapi tanpa kita sadari obrolan ini akan membawa kita ke suatu ikatan yang lebih erat.

Gue bakal menceritakan kalimat pertama gue dengan Exhsclafe10. Bukan cuma kenangan, tapi sarana buat ngehibur diri gue saat kangen sama mereka...

1. Achmad Fadhil Aprilianto
Gue: "Eh, sini kosong kan?"
Fadhil: "Iya"

2. Adhila Ghina Soraya Putri.
Gue: "Lo rumahnya di KPAD, Ghin? Kenal Riama nggak?"
Ghina: "Iya, gue di KPAD. Nggak kenal. Gue taunya Christin yg anak BHK di KPAD."
Gue: "Riama itu Christin.. Riama Christina namanya."
Ghina: "Ha? Beneran? Dia temen main gue lho!" 

3. Aida Fildzah
Gue: "HP kamu lucu banget. Seri apa?"
Aida: "Nokia 3120 classic"

4. Aji Saputra
*seinget gue, aji lg ngelawak pas senbud dan gue ngakak" 
 Gue: "Bwakakakakakak... Nggak bosen lo ama Joseph mulu?"
Aji: "Bosen sih tapi gimana yaaa.. gue kira dia nggak bakal ke sini. Eh malah ketemu"

5.  Amalia Dwiandani
Gue: "Woah, lo doyan sama Guns & Roses?"
Amel: "Iya Dith! Lo juga kan?"

6. Amira
Amira: "Hai Judith! Namanya lucu yaa, J-U-D-I-T-H"
Gue: "Hehehe makasih, Mir"

7. Anchika Ladeza Aulia
Gue: "Sini, gue bantuin foto."
Chika: "Makasih Dith, lo ngga mau ikutan?"
Gue: "Ngga, makasih."

8. Andria Puja Pratama
Gue: "Lo sekretaris kan? Gue absen brapa?"
Andri: "Tuh liat aja!"

9. Bunga Astya Safitri
Gue: "Eeeeenng, maaf, tapi lo nyium-nyium bau nggak sedap ngga?"
Bunga: "Iya"

10. Cecilia Ratna Puspita Sari
Cecil: "Lo pasangannya gue gapapa kan Dith? Cuma buat ngitung push-up."
Gue: "Oke!"

11. Davindra Giovanno Airulla
Davin: "Dith, lo mantan BHK kan? Kenal ama Lusi nggak?"
Gue: "Kenal. Kenapa?"
Davin: "Dia temen les gue."
Gue: "Oooh"

12. Diani Ambar Sari
Gue: "Diani, makan bekel bareng yuuk!"
Diani: "Iya"
Gue: "Lo rumahnya di mana? Kalo searah, pulang bareng aja."
Diani: "Emang kamu ke mana?"
Gue: "Auri."
Diani: "Yaaah, nggak searah"

13. Dwi Jayanti
Gue: "Gue manggil lo apa nih? Dwi atau yang lain?"
DJ: "Dije"

14. Dyah Tri Handayani 
Gue: "Ayo Dyah kita makan bareng"
Dyah: "Iya. Lo duduk sini aja, Dith." 

15. Dzorfi Bardani Nufus
Gue: "Pas skolah lo kebakar, lo gimana?"
Opi: "Ngungsi lah"

16. Evita Nur Indahsari
Gue: "Lo manis banget sih. Kalo diliat dari tampangnya, pasti lo anak yang rajin."
Vita: "Salah, Dith! Gue normal kok kayak yang lain."
Gue: "Maksud?" 
Vita: "Sama malesnya sama yang lain"

17. Fativa Indah Setyawati
Gue: "Indah atau Fativa?"
Indah: "Yang mana aja boleh yg penting pas lo panggil gue nengok."

18. Ghaisa Marin
Bege: "Namanya Judith kan? Ntar gue nunjuk elo yaa.."
Gue: "Sip!"

19. Gita Sulistianingrum
Gita: "Gue bingung mau ikut Orgab apa."
Gue: "Udah, Rohkris aja."
Gita: "Tapi gue juga pengen ikut Padus."

20. Ika Indah Fitria
Ika: "Kota Wisata tuh di mana sih? Deket sama Taman Buah Mekarsari ya?"
Gue: "Sebelumnya."

21. Joseph Christoffel
Gue: "Gue heran deh, masa' di sini cowoknya nggak demen bola."
Joseph: "Gue suka Barca kok."
Gue: "Yaaah, kenapa ga EPL?"
Joseph: "Barca mainnya bagus"

22. Khoirunnida
Gue: "Ha? Nama lo siapa? Nindya? Linda? Lida?"
Nida: "Nida."
Gue: "Oooh."

23. Landyasari Riffyanti
Gue: "Kalo diliat-liat, lo mirip ama Manohara ya?"
Dyas: "Ha?"

24. Ludwina Maria Sanda
Gue: "Eh, lo dari SMP mana? Nama lo siapa?"
Wina: "Wina dari Slamer."
Gue: "Akhirnya gue nemuin cewek yg pake rok pendek juga.."

25. Maria Paschalia Judith Justiari
*lewat*

26. Muhamad Gian Giffar
Gue: "Kalo 2012 beneran kejadian apa kabar dosa gue ya?"
Gian: "Itu mah ramalan iseng aja. Jadi pas suku Maya mau bikin kalender baru, dia udah keburu dijajah suku Indian."

27. Mutiara Adinda
Gue: "Kok di UKS? Sakit juga?"
Mutiara: "Iya, gue gaenak badan."

28. Nachita Putri
Gue: "Lo turunan Jepang ya? Nama lo unik."
Nachita: "Gue Jawa tulen kok"

29. Nimas Mita Etika
Gue: "Kenalannya yang heboh yaa, Mas"
Nimas: "Hehehe iya iya"

30. Puput Puspitasari
Puput: "Yel-yelnya keren ya, Dith? Kayaknya kelas kita bakal seru."
Gue: "Yaaa, kita liat aja nanti."

31. Raditya Satrio Wibowo
Radit: "Lo kenal Luis, Dith?"
Gue: "Iya, dia dulu SD nya di BHK"

32. Riska Frindona
Riska: "Eh Dith, lo mirip banget sama temen gue. Anak 10 E. Namanya Mila."
Gue: "Ah masa'? Beneran?"
Riska: (narik Mila) "Mirip kan??"

33. Rohma Hidayati
Gue: "Tugas sosiologi nomor 3 jawabannya apa?"
Rohma: "Ada di buku halaman 7"

34. Rosdiana Diah Paramita
Ana: "Pinjem tip-ex ya?"
Gue: "Silahkan"

35. Rully Ferdiansyah
Rully: "Lo doyan futsal juga, Dith?"
Gue: "Iya. Dulu mainnya pas classmeet doang tapi."

36. Sandy Indriana
Gue: "Ih Sen, lo tinggi banget ya.. Gue iri ama lo."
Sandy: "Ooh."

37. Saraswati Qonitah Thifal
Gue: "Saras, lo mau ikut ekskul apa?"
Saras: "Mading."

38. Selvy Febrina
Gue: "Eeenng, boleh nyontek PR ga?"
Selvy: "Mmmm..."
Gue: "Oke. Gapapa"

39. Tri Budi Utami
Budi: "Hai Judith! Nama lo unik ya?"
Gue: "Hai Tri! Hehehehe makasih."

40. Vanya Margareta
Vanya: "Lo kenal Luis, Dith? Serius?"
Gue: "Kenal. Kenapa?"
Vanya: "Gue pengen cerita."

Oke. Bener kan gue SKSD banget? Tapi gapapa, justru dari SKSD gue, gue bisa menyatukan diri di kelas X-H dan menjadi bagian dari keluarga Exhsclafe10.
Gue kangen kalian kawan...

Salam,
Maria Paschalia Judith Justiari 

Minggu, 29 Agustus 2010

Bagian Hidup Gue yang BERHARGA :')

Minggu, 22 Agustus 2010

Gue merasa kehilangan semangat dan arah karena suatu alasan. Efeknya, gue nyampah di Twitter.
Kayak udah dikirim Tuhan atau gimana, mereka datang layaknya malaikat yang turun dari surga. Tujuannya sudah dapat ditebak yakni menghibur gue.
Kata-kata dan kalimat mereka membuat gue yang patah semangat mampu berdiri lagi.
Mereka adalah bagian dari Exhsclafe10. Keluarga yang gue sayang sampai detik ini. Kelas yang memberi warna tersendiri buat gue. Solidaritas yang membuat gue nggak bisa lepas.
Kedekatan antara mereka dan gue sendiri membuat hemmm.. blak-blakan. Frontal bahasa modernnya.

atas (ki-ka): Nimas Mita Etika, Cecilia Ratna Puspita Sari, Gian Giffar
bawah (ki-ka): Saraswati Qonitah Thifal, Gita Sulistianingrum, Joseph Christoffel

Merasa familiar? Yaialah, mereka masih makhluk penghuni 39 kok.
Gue pengen ngucapin terima kasih buat mereka....
"Kalian hebat! Kalian bisa membuat gue tersenyum!"
"Kalian nggak tergantikan! Cuma kalian yang bisa ngucapin kalimat yang bikin semangat gue balik lagi!"
"Kalian berharga! Gue nggak bisa bales semangat yang kalian kasih buat gue."

Bayangin aja. Lo ditolong buat keluar dari lubang keputus-asaan (oleh: Nimas, Saras, Gita, Cecil) dan berhasil keluar. Walaupun pas keluar dimaki habis-habisan (oleh: Gian) serta ditanya dan dinasehati ini-itu (oleh: Joseph), lo berhasil keluar. Dan setelah lo renungkan baik-baik, semangat dari temen lo, makian yang ada benernya (emang bener sih), pertanyaan, dan nasehat itu yang membuat lo mensyukuri hidup lo.
Dan itulah pengalaman termanis gue yang baru keluar dari lubang keputus-asaan.

Terima kasih kawan. Gue sayang kalian..

Ini cuma kalimat Twitter sih, tapi cukup menggambarkan betapa berartinya kalian buat gue


Sekali lagi, terima kasih yaa kawan..
Maaf, gue nggak bisa ngasih apa-apa buat kalian..
God Bless!!


Salam hangat,
Maria Paschalia Judith Justiari

Sabtu, 28 Agustus 2010

Sabtu, 28 Agustus 2010.
Buat gue, pagi itu bener-bener pagi yang berat. Ada rasa kecewa yang menusuk.
Kecewa karena apa? Gue udah kalah telak.
Kalah telak? Sama siapa? Rahasia. Itu bagian dari proyek gue yang belum bisa dipublikasikan.

Nafas-nafas pertama di pagi hari mulai gue rasakan. Oksigen mengalir bebas ke paru-paru gue lalu mengelilingi gang-gang di seluruh tubuh gue. Sampailah dia di otak. Pertama-tama, otak gue sama hati gue nggak sinkron. Korslet bahasa bagusnya. Untung aja ada oksigen yang menengahi. Pelan-pelan, gue buka mata dan sadar. Tanpa basa-basi, gue ngambil hape bokap dan menuliskan apa yang gue sadari.

Bukti sah (lagi-lagi Twitter):


Semangat gue yang kabur entah ke mana, tiba-tiba balik memeluk gue. Gue harus tetap berjalan walaupun gue merasa kecewa atau kalah telak. Ibaratnya, gue sedang mencoba berlari dengan satu kaki. Sulit, tapi pasti bisa.
Andaikata gue tetap berkumul dengan kekecewaan, gue pasti bakal ngerasain sakitnya penyesalan. Padahal, nyesel itu nggak ada dalam kamus gue.
"Pertama-tama, gue mencoba berjalan dengan satu kaki. Lama-lama, gue berlari dengan satu kaki. Dan suatu ketika, gue akan mendaki gunung dengan satu kaki."
artinya...
Gue melanjutkan hidup gue dengan sakit hati dan kecewa yang gue rasakan. Gue jadikan itu semua sebagai pemandu sorak pribadi.

Nggak ada yang boleh menghalangi usaha dan niatan gue buat mengejar dan meraih semua impian, obsesi, cita-cita, dan keinginan gue.
SEMANGAT!!

God Bless.

Salam,
Maria Paschalia Judith Justiari 

Tiba-tiba, Seorang Judith Menjadi...............BIJAK -,-

Ini realitas dan fakta. Di pagi hari yang cerah, perempuan berumur 15 tahun yang bernama Judith mendapat pencerahan setelah belajar fisika secara singkat, hmm lebih tepatnya setelah mendengar dan membaca suatu cerita.

Bukti sah (Twitter) :



Hebat ya? Padahal dia sedang dirundung kekacauan akibat ulangan fisika. Berikut adalah cerita yang menyegarkan pikiran seorang Judith.

Suatu hari, seorang ayah dari keluarga yang makmur mengajak anak lelakinya pada suatu daerah untuk memperlihatkan padanya bagaimana kehidupan masyarakat miskin. Mereka menghabiskan beberapa waktu dan malam di peternakan untuk merasakan kehidupan keluarga miskin. Dalam perjalanan pulang, sang ayah bertanya kepada anak lelakinya.

Ayah : "Bagaimana perjalanannya?"
Anak : "Ini menyenangkan ayah"
Ayah : "Apakah kamu bisa melihat kehidupan orang miskin?"
Anak : "Oh ya"
Ayah : "Jadi katakan padaku, apa yang kamu pelajari dari perjalanan ini?"
Anak : "Aku melihat bahwa kita punya 1 ekor anjing dan mereka punya 4 ekor anjing.
Kita punya kolam renang yang menjangkau taman kita dan mereka punya teluk yang tak berujung.
Kita punya lampu buatan luar negeri dan mereka punya bintang di langit malam.
Teras belakang kita mencapai pekarangan dan mereka punya seluruh alam semesta.
Kita punya sejengkal tanah untuk hidup dan mereka punya ladang luas untuk hidup selamanya.
Kita punya banyak pembantu yang melayani kita, tapi mereka saling melayani.
Kita selalu membeli makanan, tapi mereka menyediakannya sendiri.
Kita punya dinding-dinding untuk melindungi harta benda kita, mereka punya teman untuk melindungi mereka...."

Sang ayah hanya terdiam terpaku....

Lalu sang anak menambahkan : "terima kasih ayah untuk menunjukan seberapa miskinnya kita"

Bukankah ini hal indah untuk direnungkan? Membuat kita menyadari apa yang terjadi jika kita bersyukur atas apa yang kita miliki, dibanding hanya mengkhawatirkan apa yang tidak kita miliki.
"Bersyukurlah atas segala sesuatu yang kamu miliki"

Sederhana. Cerita ini hanya mengajak kita untuk bersyukur atas hal sekecil apapun. Wajar kan kalau Judith menjadi bijak karena cerita ini?
Hehehehehehe

Terima kasih telah membaca.

God Bless!!

Salam dari seorang yang menjadi bijak tiba-tiba,
Maria Paschalia Judith Justiari