Rabu, 18 Desember 2013

Filosofi Wartawan dan Komentator Pertandingan Sepak Bola

Hai.
Dilihat dari tanggal kapan pertama kali filosofi ini tercetus dalam impuls, tampaknya lama sekali gue nggak melanjutkan filosofi ini. Tanggal 8 April 2013. Wah, sudah 7 bulan lebih dan puji Tuhan, Tuhan mengizinkan idenya masih segar di memori ini.

Filosofi wartawan dan komentator pertandingan sepak bola.

Pertandingan sepakbola selalu menarik untuk ditonton. Apalagi kalau yang tanding tim kesayangan kita atau pertandingan antara tim yang selalu didewakan. Di tulisan ini, aku memicingkan mata bukan pada pemain bola, pelatih bola, penggemar sepak bola, atau pendukungnya.

Aku menengok lamat-lamat pada wartawan dan komentator pertandingan sepak bola.

Selama pertandingan berlangsung, komentator bola tak henti-hentinya bercuap-cuap. Ada pelanggaran, langsung komentar. Ada gol, langsung komentar. Ada yang nyaris gol, langsung komentar. Ada pergantian pemain, langsung komentar. Ada yang sempat bertengkar di lapangan, langsung komentar. Ada yang mengoper bola pun langsung dikomentari. Sepertinya, nyaris semua fenomena yang terjadi di lapangan bola langsung dikomentari komentator.
Iya, memang untuk itulah komentator dibayar. Untuk berkomentar selama pertandingan. Tanpa kita sadari, komentar dari komentator turut membangun suasana pertandingan. Emosi penonton dan pendukung sepak bola bisa saja bergantung dari cuap-cuap si komentator.

Wartawan sepakbola.
Selama pertandingan berlangsung, wartawan sepak bola duduk di bangku penonton menyaksikan dan mendalami pertandingan. Dia mencatat peristiwa-peristiwa menarik dari pertandingan yang sedang berlangsung. Ada kalanya, wartawan yang bertugas tidak menyukai sepak bola atau yang bertanding bukan tim favoritnya. Namun karena tuntutan pekerjaan, wartawan yang harusnya ogah-ogahan itu tetap menyelami pertandingan. Kalaupun apes-apesnya dia tidak mengerti sedikitpun soal sepak bola, dia akan bertanya pada orang terdekat yang mengerti sepak bola sampai semua pertanyaannya terjawab tuntas.
Seselesainya pertandingan, wartawan turun menemui pemain bola. Dia menanyakan bagaimana pemain bola tersebut menjalani pertandingan. Kalau ada waktu, dia juga mewawancarai beberapa penonton untuk mengetahui bagaimana emosi mereka bersatu dalam pertandingan sepakbola. Pada akhirnya, berdasarkan hasil wawancaranya, wartawan menulis tentang pertandingan dan mencurahkan sedikit opininya dalam artikelnya itu.

Wartawan dan komentator. Keduanya sama-sama berada di pihak netral. Ya, mereka tidak memihak siapa-siapa. Namun bagaimana mereka menyikapi pertandingan sepakbola sungguh bertolak belakang.

Wartawan berusaha keras menghayati pertandingan dan mencoba merasakan apa yang dialami oleh seluruh pihak yang terlibat langsung dalam pertandingan lalu beropini.
Komentator langsung berkomentar terhadap apapun yang terjadi di pertandingan sepak bola tersebut.


Masa di mana pacar Casillas adalah wartawan cantik bernama Nytt Seierskyss.
Jelas di sini, Nytt benar-benar berusaha keras memahami apa yang dialami Casillas 
dalam pertandingan sepakbola saat itu.
Baik sebagai wartawan maupun sebagai pacar :)

\
Then Nytt's got kissed by Casillas in front of world's information media.
Unyu.
I think she really deserved it :p


Andaikata pertandingan sepak bola itu adalah hidup orang lain maka wartawan dan komentator adalah pribadi-pribadi yang menyaksikan hidup orang lain tersebut tanpa terlibat langsung..

Ini adalah renungan. Hanya refleksi diri semata berdasarkan apa yang aku lihat, dengar, dan rasakan.
Dan jikalau aku ditanya berusaha menjadi wartawan atau komentator, aku sudah memiliki jawabannya sendiri.


*hint:
Sumber gambar: Google Image Search dengan keyword Casillas Nytt lover


Terima kasih sudah membaca tulisan dan refleksi pribadi ini :)

Tuhan memberkati


Salam dari yang sudah memilih ingin menjadi wartawan atau komentator pertandingan sepak bola,
Maria Paschalia Judith Justiari

Ini Tulisan ke-130

Nah, ini tulisan yang ke 130 di blog gue ini.

130.
Seratus tiga puluh.
Seratus tiga puluh itu 3 digit pertama untuk NIM (Nomor Induk Mahasiswa) jurusan Teknik Kimia ITB.
Seratus tiga puluh itu selalu mengingatkan kamu pada minat dan tanggung jawab kamu.
Seratus tiga puluh itu bisa jadi alasan untuk kamu lebih bersemangat lagi ke kampus.
Seratus tiga puluh itu bisa jadi prioritas tempat kamu berkarya dan mengembangkan diri.
Seratus tiga puluh itu bisa jadi prioritas sumber kamu menimba ilmu.
Seratus tiga puluh itu wadah kamu yang selalu mencurahkan segenap totalitas diri kamu.
Seratus tiga puluh itu entah kenapa selalu membuat kamu melintas di pikirku.
Seratus tiga puluh itu tiba-tiba identik jadi kamu.

Semangat selalu dan teruslah berkarya dalam keilmuan dan kemahasiswaan di seratus tiga puluh ini
Teruslah mengembangkan diri dan seratus tiga puluh ini!
:D


Tuhan memberkati

Salam dari pemilik hidup yang tiba-tiba terkoneksi secara tak langsung dengan angka 130,
Maria Paschalia Judith Justiari

Senin, 16 Desember 2013

Judith Punya Hobi Baru

Me   : "Am I too crazy to be your girlfriend?"
Him  : "Am I too crazy to be your boyfriend?"
Me   : "Mmmmm... Well, I guess our craziness are at the same level hehehe"
Him  : *smile*

=======================================================================

Me   : "Everybody says I can't hide my feeling. My face tells everything I feel. I think I need to learn how to hide my expression."
Him  : "No, you don't need it. Many people put some masks on their face but you don't need to wear a mask. Just be the real you"
Me   : *blushing*

=======================================================================

Him   : "Makan yaa Dith" *terus makan 1 suap*
Me    : "Yoa, met makan"
Him   : "....." *stare at me* *berdoa* "....."
Me    : "....." *lanjut makan*
Him   : "Pacar aku kadept doa dan liturgi nih. Kalo ngeliat pacar aku, aku jadi inget berdoa"
Me    : *cuma bisa senyam-senyum*

=======================================================================

Him   : "Duh, ngantuk nih abis futsal"
Me    : "Yaudah kalo berani tidur aja hahaha"
Him   : "Aku nggak berani tidur pas khotbah"
Me    : "Bagus bagus.."
Him   : "Bukan karena kita duduk deket altar, Dith. Tapi karena aku duduk di samping kamu"
Me    : "Makasih yak.. Aku anggep itu pujian hehe" *terus senyam-senyum lagi*

=======================================================================


Meskipun lebih sering nyebelinnya, dia selalu berhasil bikin gue senyam-senyum seharian kayak orang gila (*walaupun kagak tiap hari sih hahaha peace love n gawl ya :p.
Bahkan tjui, gue pernah yak senyam-senyum seharian terus sampe disenyumin balik sama abang-abang yg lagi benerin TVST. Iye, tuh abang-abang ke-GR-an, doi pikir gue lagi senyam-senyum centil ke dia makanya dia senyumin gue balik -_-


Dan yang bisa aku lakukan hanya bersyukur dan bersyukur pada Yang Maha Kuasa. Bersyukur karena kehadirannya memberi beberapa warna yang turut melukis hidupku.
Terima kasih banyak, Tuhan :)



Tuhan memberkati.

Salam dari yang punya hobi baru yakni senyam-senyum seharian,
Maria Paschalia Judith Justiari

Sabtu, 23 November 2013

23 November 2013

"Sejak kapan sih, Mbak, kamu jadi yaudahlah gini sama hidup kamu?! Mbak Judith yang Bapak kenal itu selalu struggle sama hidupnya, bahkan kamu itu pejuang sekaligus pemberontak hidup yang keras," kata seorang Bapak pada putri sulungnya.

:''''''''''''')

Senang rasanya dipahami.
Dimengerti bagaimana cara aku menjalani hidup.
Bapak mengerti cara aku hidup selama ini dan menerimanya sebagai itulah seorang Judith dalam menjalani hidupnya.
Bahkan ketika aku tidak menjalani hidup seperti biasanya atau seperti yang sudah-sudah, Bapak mempertanyakannya seolah Bapak tak melihat putri sulungnya itu sedang menikmati hidup dengan cara putri sulungnya itu sendiri.
Terima kasih, Bapak :')




Kedua. Aku benar-benar nyaman saat mendengar nasihat dan motivasi dari Bapak yang jelas sesuai dengan caraku menjalani hidup sebagai diriku sendiri, iya sebagai seorang Judith.

Detik ini, aku merasa semakin nyaman menjadi diri sendiri dan menjalani hidup dengan caraku sendiri.
Aku semakin yakin, sosok Judith sebelum 11 Juni 2013 sudah berangsur-angsur kembali :)

Kalo kata Tiyok sih, "This is (my) life!"
*itu(my)nyagueyangnambahinwuakakakakak
*yaaudahgaterlaluoriginaldaritiyoknyasih
*tapigapapadongyahahaha

Terima kasih untuk membaca tulisan ini.

Tuhan memberkati.

Salam dari yang semakin nyaman dan telah menemukan kembali dirinya sendiri,
Maria Paschalia Judith Justiari

Kamu Hanya Perlu Mengingat

Kepada Judith,
Judith, kamu hanya perlu mengingat.
Mengingat apa yang telah Dia katakan padamu lalu percaya pada-Nya.
Berpegang erat pada kata-kata-Nya lalu percaya pada-Nya.

Nyawa-Nya yang tergantung pilu di kayu salib sudah menjadi bukti tak ternilai bahwa Dia mencintaimu sepenuh hati dan diri-Nya, Dith.
Lihat Dith, Dia membuktikan cinta-Nya, tak hanya menjanjikannya.
Dan kamu pasti tahu, Dith, cinta itu adalah hubungan saling serta pasti berbalas.
Balasan darimu cukup percaya pada-Nya, Dith.

Kamu hanya perlu mengingat kata-kata-Nya.
Kamu hanya perlu mengingat bagaimana Dia membuktikan tulus cinta-Nya.
Kamu hanya perlu mengingat Dia tak akan pernah berniat menyakitimu.
Kamu hanya perlu mengingat Dia mencintaimu.
Kamu hanya perlu mengingat untuk percaya pada-Nya.
Lalu kamu dapat hidup dalam damai............ :)



Tuhan memberkati.

Salam dari yang hanya perlu mengingat,
Maria Paschalia Judith Justiari

Senin, 18 November 2013

Saat Dia Bilang

Saat Dia Bilang

Saat Dia bilang tidak
Tidak, itu bukan tidak
Dia tahu jauh lebih banyak
Dia tidak sembarang mengayak

Saat Dia bilang belum
Belum, itu entah belum
Dia dan waktu saling mengagum
Dia mencinta makna momentum

Saat Dia bilang iya
Iya, itu jelas iya
Dia paham benar naskah drama
Dia dan ihwal t'lah kenal lama

19 November 2013 - 08.47
- Maria Paschalia Judith Justiari -

Pengkhotbah 3 : 11
"Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir."


Semangat, Judith!
Seperti yang selalu kamu katakan pada teman-temanmu untuk menyemangati mereka, Dith:
"Semua indah pada waktunya broh, kalo ga indah yaa berarti bukan waktunya!" :')

Semangat dan selamat pagi, Judith!
Selamat pagi juga Tuhan serta seluruh ciptaan-Nya!

Tuhan memberkati.

Salam,
Maria Paschalia Judith Justiari

Jumat, 25 Oktober 2013

Air Mata

Pengembara bahagia. Bahagia hingga langit sudi menangis haru terhanyut dalam kebahagiaan Pengembara.
Sedetik kemudian, Pengembara ikut meneteskan air mata bersama langit.
Langit mengira Pengembara mencucurkan air mata yang sama dengannya.
Ternyata tidak.
Pengembara sedih. Hatinya teriris pilu mengingat waktu dan tiga ratus enam puluh lebih makhluk.
"Satu itu jauh ya?" Tanya Pengembara dalam hati seraya mengusap air matanya dengan tangannya sendiri.
"Biar, biar saja. Akan kusyukuri semua. Akan kusyukuri," gumamnya dalam hati sambil melangkah berat untuk belajar bersyukur.

- MPJJ -

Judith Mengalami Degradasi Karakter (?)

AKHIRNYA BROH-BRAY GUE BISA NGEBLOG LOH.. A-KHIR-NYA.
#yaudahsihdith
#emangpenting
#itucapslockganyantaibanget

Kali ini broh-bray, gue mau nulis tentang karakter. Oke. Gue emang bukan anak psikologi dan belum pernah baca buku-buku yang berhubungan dengan psikologi atau karakter. Ini sih murni dari pandangan gue pribadi. Jadi kalau mau didebat yaa gue persilakan tapi gue gabisa jawab apa-apa selain berdasarkan pandangan mata gue pribadi.

Ditekankan sekali lagi, tulisan ini ditulis berdasarkan pengamatan dan pengalaman pribadi.

Menurut gue, karakter itu bisa menjadi ciri khas seseorang.
Ada orang yang terlihat cuek bebek naajubileh tapi ternyata pas diajak ngobrol, dia mengerti kita bahkan sedetail mungkin. Ada yang tidak berani berpendapat padahal memilitki pemikiran solutif. Ada orang yang menyampaikan sesuatu yang sederhana dengan berapi-api sehingga makna mendalam tertancap di pikiran para pendengarnya. Ada yang emosinya naik-turun, pas naik bikin orang tersenyum tapi ketika turun bikin repot orang-orang sekitar. Ada yang pasrah ketika mengalami segala sesuatu. Ada yang keras kepala. Ada yang legowo. Dan lain-lain. Dan lain-lain. Dan lain-lain.

Yaaa, menurut gue, karakter itu bisa dilihat bagaimana cara orang tersebut menerima, menyikapi, menyampaikan, dan menyalurkan sesuatu.
Ibarat diagram venn, karakter seseorang itu irisan dari himpunan sifat baik secara umum dan himpunan sifat buruk secara umum. Irisan ini berbeda-beda. Ini yang membuat karakter seseorang itu unik.

Tapi namanya manusia, pasti tidak pernah puas. Selalu menuntut.
"Ya ampun, kok ada sih orang kayak gini?" Begitu bunyi kalimat yang pasti kita semua pernah mendengarnya.
Kalimat di atas bisa berarti sanjungan akibat kekaguman kita pada sifat baiknya tapi bisa berarti cercaan akibat kekesalan kita pada sifat buruknya.

Namanya juga manusia. Masih dalam proses.
Sesungguhnya gue bingung sama kalimat di atas. Terkadang kalimat di atas menjadi pembelaan kita atas sifat buruk yang dimiliki.

Contoh dekat dan realistisnya adalah gue (apalagi mengingat tulisan ini berdasarkan pemikiran, pandangan, dan pengalaman gue).
Kata orang, gue orangnya gampang galau.
Sejujurnya nih, gue pribadi galau kalau lagi sibuk-sibuknya. Kalau gue gabut setengah hidup, gue nggak bakal galau.
Kenapa pas sibuk? Karena pas sibuk, gue butuh tempat cerita sejenak untuk mengambil langkah besar dalam tiap kesibukan gue. Pas gabut mah selow aja.
Nah ketika gue galau, gue ditegur, "Galo banget sih lu, Dith?! Liat nih gue aja yang blablablablablablablablablah *teruscurcolkegalauandia* ga galo."
Oke deh. Terus gue minta maaf, "Maaf yaa, gue belum dewasa buat ngadepin ini semua. Semoga ke depannya gue bisa lebih dewasa lagi."
Terus pas gue ga galau dan lagi selow-selownya malah ditanyain, "Dith, kok lo ga galau?"
Jadi maunya apaan woy? -_-"

Kata orang, gue orangnya panikan.
Mmmmmm oke ini gue akui. Ketika gue mendapat tanggung jawab atau suatu masalah, gue akan panik dan otak gue memikirkan segala peluang kemungkinan yang akan terjadi. Ketika masalah hidup dan tanggung jawab itu makin menekan gue, justru gue bisa jadi makhluk paling selow sedunia karena gue udah memikirkan segala peluang kemungkinan yang akan terjadi.
Contoh nih. Pas mau ngadain misa Rabu Abu, gue panik gitu awalnya padahal h-3 bulan. Mikirin gimana romonya, tempatnya, alat misanya, lagu-lagu koornya, umatnya, dll dsb dkk.. Pas hari-H, di saat yang lain hectic nyiapin misa, gue selow-selow aja mengeksekusi persiapan misa. Geser-geser meja. Nyapu. Ngepel. Konfirmasi kehadiran Romo. Semua check-list.
Tiba-tiba ada masalah pertama. Lampunya gaada tjui, padahal misanya malam. Yang lain panik, gue adem ayem. Terus kreativitas gue memberi suatu solusi, "Cabut lampu kamar kosan aja, cuma dipakai 2 jam kok terus langsung pasang lagi deh." Dan solusi gue dipakai :)
Masalah kedua. Lampunya udah ada. Tiba-tiba di bagian kanan lampunya mati karena sekringnya dimatiin. Jadinya gelap. Ditambah lagi hujan deras. Yang lain panik. Gue cuma jalan santai, ngambil payung, jalan ke Sunken Court, minjem emergency lamp, bawa emergency lamp ke tempat misa, terus jadi terang lagi, masalah selesai :)
Percayalah, gue cuma panik di awal dan kepanikan gue itu memikirkan masalah atau tanggung jawab dari segala sudut kemungkinan sehingga saat pelaksanaan tanggung jawab dan ternyata ada masalah di situ, gue tidak akan panik dan bahkan bisa jadi solusi.
Tapi orang lain cuma lihat gue dari paniknya gue aja di awal, ga mengapresiasi cara gue mengatasi masalah pada saat hari H :)
Gue pernah nih ya ga panik ketika menjalankan suatu tanggung jawab. Terus gue malah dapet kritik keras katanya gue nggak mikirin dan meremehkan tanggung jawab tersebut.
Duh. Manusia. Maunya apa sih? :)

Kata orang, gue orangnya keras kepala.
Ada kalanya gue keras kepala. Ada saatnya gue benar-benar mendengarkan dan mulai menerapkan wejangan/nasihat/saran dari sekitar. Pas gue keras kepala, berarti gue mempertahankan prinsip yang gue pegang dan selama ini ternyata benar atau tidak salah. Kalau gue diam, gue mendengarkan nasihat/wejangan/saran yang disampaikan pada gue lalu pelan-pelan untuk menerapkannya dalam kehidupan karena gue tahu nasihat/wejangan/saran tersebut ada baiknya buat kehidupan gue ke depannya. Sesederhana itu loh. :)

Lihat masalahnya?
Gue mengalami degradasi karakter bray.
Entah kenapa akhir-akhir ini orang melihat gue dari sisi minusnya, dari sifat buruk gue. Sejujurnya, gue merasa jarang dihargai dan sisi positif gue seolah langsung jadi negatif semua karena yang dilihat cuma sisi negatif gue aja. Apa karena sebagai manusia gue terlalu negatif?
Lagipula gue juga menyaring tiap nasihat/wejangan/saran dari sekitar gue kok. Nggak semua bisa dituruti. Gue sedang dalam tahap berkembang, sisi negatif gue pun sedang gue usahakan untuk diminimalisir kok. Makanya gue pasti mengikuti beberapa nasihat/wejangan/saran dari sekitar.
Kalau semua kata-kata orang gue ikutin, terus jati diri gue gimana bray?

Namanya juga manusia. Masih dalam proses.
Iya, gue manusia dan gue berproses untuk jadi lebih baik dengan meminimalisir kekurangan gue sebagai manusia secepatnya.
Wah, ternyata bukan pembelaan melainkan kalimat ini jadi tuntutan untuk diri sendiri agar lebih baik ke depannya.



Lo boleh banget bray nge-judge buku dari sampulnya. Tapi ingat, biar makin mantep nge-judge nya, lo kudu mengenali tuh buku lebih dalam dan ingat juga kalau buku yang lo judge itu hasil keringat beberapa pihak.

Terima kasih bray-broh sudah membaca tulisan ini.

Tuhan memberkati.

Salam dari yang mengalami degradasi karakter,
Maria Paschalia Judith Justiari

Kangen

Eh sumveh demi apapun, gue kangen ama nih makhluk satu. Kangen. Banget.
Padahal baru pergi dua bulan lebih, tapi kangennya seperti dehidrasi yang membakar tenggorokan. Dia tidak berkata kapan akan kembali. Dia pergi dan gue sendiri pun tak tahu kapan dia akan pulang ke dalam peluk hangat raga ini.


Gue kangen Judith yang dulu
*teruslagupengamenCirebondiputar
*akuyangdulubukanlahyangsekarang
*danflowpunturun
-_-


Oke sip. Gue serius ini. Gue bener-bener kangen parah sama Judith pada waktu sebelum 11 Juni 2013.
Gue kangen sama Judith yang berani bermimpi dan bervisi besar dalam hidupnya. Dia ga pernah punya keraguan sedikit pun untuk menggapai mimpi dan visi hidupnya tersebut. Cerita tentang mimpi dan visi hidupnya yang sampai di telinga orang selalu disertai keyakinan.
Gue kangen sama Judith yang bersedia berusaha keras melewati batas-batas dirinya untuk meraih mimpi dan visi besar yang dia torehkan dalam jiwanya.
Gue kangen sama Judith yang mampu berhasil menata hidupnya dalam waktu singkat demi mencapai mimpi dan visi hidupnya.
Gue kangen sama Judith yang keceriaannya benar-benar tulus dari dalam hati tiap saatnya.
Gue kangen sama Judith yang tergila-gila pada spontanitas bahkan dia tahu cara mengambil keputusan terbaik dan paling tepat dalam hitungan detik.
Gue kangen sama Judith yang punya motivasi besar untuk kuliah.
Gue kangen sama Judith yang penuh perhitungan terhadap segala sesuatu hingga sedetail-detailnya.


Coba kita lihat gue yang ditinggal Judith pada tanggal 11 Juni 2013.
Jangankan bermimpi dan bervisi hidup besar, berharap kuis besok dapet nilai bagus aja gue nggak berani. Gue pun masih nggak yakin hidup gue ke depannya mau gimana.
Berusaha keras buat kuis besok aja gue ogah setengah hidup bray. Gue trauma parah, takut banget kalau usaha keras gue hari ini bakal sia-sia di keesokan harinya.
Gue belum bisa menata hidup gue terhitung dari tanggal 11 Juni 2013. Habis dimotivasi orang gue semangat, selang beberapa hari udah down parah. Hidup gue ga konsisten dan tertata berantakan lah.
Ceria gue nggak tiap saat nih bray. Ada momen-momen di mana gue melempar senyum dan tawa palsu ke orang-orang sekitar. Seengganya gue ga bikin orang-orang khawatir dengan keaadaan gue.
Sama perubahan hidup yang mendadak dan spontan dalam 1 hari aja gue udah nggak karuan gini ngadepinnya. Dari 11 Juni sampai detik ini, gue masih belum bisa ambil keputusan yang pasti.
Kuliah? Men, gue nyampah banget di kuliah men.. Ritual gue di tiap kuliah selalu sama. Datang telat - setor muka - tidur - absen.


Ckckckck... Parah ya?
Gue sadar betul, gue berdosa. Dosa karena gue tidak memanfaatkan nikmat hidup yang dikasih sama Tuhan.


Tolong, bawa sosok Judith sebelum 11 Juni 2013 ke masa di mana kaki gue sedang berpijak. Secepatnya.

Tuhan memberkati.

Salam dari yang kangen sama dirinya sendiri,
Maria Paschalia Judith Justiari.

Jumat, 02 Agustus 2013

Usaha, Dith?

Puji Tuhan gue masih hidup di tengah badai yang gue hadapi..
Makasih Tuhan buat nafas ini. Ternyata gue masih sanggup hidup huahahaha

He? Sanggup, Dith? Ngga salah?
Mmmmm salah ga yaa...? :|

Ngga tahu sih sanggup atau engga toh gue cuma berusaha menjalaninya.
Walau kadang berat. Nggak kadang juga tapi sering.
Toh gue tetap berusaha menjalaninya.

Berusaha menjalani hidup gue sendiri.
Berusaha sekeras-kerasnya usaha.

Yah mungkin nggak cuma berusaha menjalani, tapi juga menikmati

Jadi mau dibawa ke mana hidup ini, Dith?
Apa sekedar menjalani dan menikmati tiap momen yang berlalu-lalang di masa kini?

Tampaknya hanya Tuhan dan dirimu yang tahu, Dith :)

"Dith, lo abis ini mau ke mana?" "Mau nyari arti kehidupan bwakakakakak" - 27 Juli 2013
pukul 14.32

Tuhan memberkati

Salam yang sedang berusaha sekeras-kerasnya usaha,
Maria Paschalia Judith Justiari

Senin, 29 Juli 2013

Teruntuk Dosa yang Aku Hindari Namun Akhirnya Terjebak Juga

Sebenar-benarnya benar, aku tahu aku tidak boleh melakukan ini. Ini adalah dosa bagi diriku dan mungkin sakit hati bagi seseorang. Nah, dengan bodohnya baru saja aku mengatakan ini tidak boleh dilakukan beserta alasannya. Lalu dengan malu-malu tapi mau, aku tetap melakukan ini. Mau dosa yang berapa kali lipat, Dith?
Aku menyukaimu. Dosa ini berporos karena aku menyukaimu. Ternyata ada yang namanya sosok ideal. Dan itu kamu. Kamu.
Aku benar-benar orang yang sembarangan apalagi begitu melihat salah satu foto dan di situ ada kamu dan aku. Saking sembarangannya diriku ini, mungkin hanya tanda minus yang kamu lihat.
Senyum optimis yang menjadi penghubung antar pipimu selalu membujukku untuk tidak mengecewakanmu. Tapi dari sekian percobaan untuk mengubah senyum optimismu menjadi senyum keberhasilan, yang berhasil hanya sedikit. Tiga jari rasanya cukup untuk menghitungnya. Lagi-lagi aku hanya menambah tanda minus di matamu. Tanpa aku pikirkan, walaupun gagal, kamu tetap tersenyum dan menghargai usahaku. Pada akhirnya aku hanya mengingat senyum saat kamu menghargai apa yang telah aku lakukan biarpun gagal menjadi bagian besarnya. Aku merasa dihargai. Bahkan dihargai sebagai seorang perempuan. Terima kasih yaa kamu.
Kamu pintar. Tak hanya otak dan motorikmu yang pintar, sisi senimu, sosialmu, dan spiritualmu pun kupikir memiliki tingkat kecerdasan yang di atas rata-rata. Apalagi ditambah kharismamu yang membuat aku ingin terhitung baik di matamu (meski kenyataannya aku hanya mengisi matamu dengan tanda minus).
Sesadar-sadarnya kewarasanku pada tingkat normal, aku tahu bahwa dalam sebulan kita bertemu paling banyak sejumlah (akar kuadrat dari empat) ditambah (akar kuadrat dari sembilan). Namun dengan kurang ajarnya, aku berani-beraninya meminjam sosokmu dalam dongeng khayal pengantar tidurku. Maaf yaa..
Duh, tampaknya begitu banyak tanda minus yang aku tabung di matamu. Menyedihkan.
Kamu sosok yang mendekati ideal. Aku makhluk yang jauh dari ideal. Tampak mustahil khayal indahku bersamamu ini menjadi kenyataan. Pendapatnya peribahasa Indonesia sih bagai si pungguk merindukan bulan.
Apalagi aku tidak masuk jurusan impian itu (baca: Teknik Geologi ITB 2012). Apa hubungannya, Dith? Karena dengan tidak tahu dirinya aku pernah berucap, "Sandaran hati mah ntar aja dipikirin pas dapet si jurusan impian." HAHAHA mamam tuh, Dith! Maaf ya aku begitu naif dan begitu gagal dalam menjadi mahasiswa. Maaf ya untuk ke sekian kalinya aku menambah tanda minus di matamu.

Aku menyukaimu dan aku sadar menunggu sosok ideal sepertimu itu mendekati kata mustahil. Belum lagi ini adalah dosa dan penyebab seseorang sakit hati.
Aku menyukaimu dan aku mengubur kenyataan itu lalu pergi melanjutkan pengembaraan kehidupan ini.
Aku menyukaimu dan maafkan aku yang meninggalkan cinderamata berupa berpuluh-puluh tanda minus di matamu.
Dan aku mengubur cerita non-fiktif ini beserta pernak-pernik rasa suka. Aku tidak menyesalinya sama sekali.
Aku mengubur kenyataan ini sambil memohon ampun atas dosa ini.
Aku mengubur kenyataan ini dengan nisan kekagumanku padamu.
Aku menguburnya dan melangkah ceria meninggalkan makam itu.
Aku tidak menyesalinya sama sekali, tidak berharap lebih, dan tidak berniat menggali makam itu. Tidak sama sekali :)

Tuhan memberkati
Salam dari seorang pendosa,
Maria Paschalia Judith Justiari

Kamis, 13 Juni 2013

Daftar yang Seharusnya-Bisa-Gue-Lakukan pada 11 Juni 2013

11 Juni 2013. Pengumuman Penjurusan.

Di tengah ucapan syukur teman-teman sekampus yang diterima di jurusan yang diinginkan, gue cuma bisa menangisi perjuangan 5 tahun untuk menjadi mahasiswi jurusan yang gue inginkan..

Di tengah status media sosial yang menyatakan kegembiraan teman-teman sekampus gue yang diterima di jurusan yang diinginkan, gue cuma bisa berteriak penuh kepedihan mendalam disertai kekecewaan dalam hati gue..

Di tengah euforia keberhasilan teman-teman sekampus gue yang diterima di jurusan yang diinginkan, gue cuma bisa merasa diri gue adalah sampah karena gue terbuang dari jurusan yang gue cita-citakan dan perjuangkan selama 5 tahun..

Di tengah teman-teman sekampus gue yang bisa dengan bangga menjawab ketika ditanya "Kamu jurusan apa?", gue cuma bisa meratapi mimpi yang susah payah gue perjuangkan selama 5 tahun dengan bangga dan kini hanya tersisa puing-puing..

Di tengah teman-teman sekampus gue yang bisa memberitakan kabar bahagia kepada keluarganya bahwa dia diterima di jurusan yang diinginkan, gue cuma bisa menatap orangtua gue menangis dalam hati melihat gue yang stress akut karena tidak masuk jurusan yang gue inginkan..

Gue ga bisa marah sama siapapun kecuali sama diri sendiri. Semua orang di sekitar gue hanya mendapat laporan kegagalan dari mulut gue (yang gue sendiri pun enggan mengatakannya).

Bersyukurlah ketika lo mendapat apa yang lo inginkan karena salah satu nikmat yang menyenangkan adalah ketika lo melakukan apa yang lo suka, apa yang lo inginkan.

Gue di sini beneran stress, sakit jiwa. Iya. Sakit jiwa. Memikirkan bagaimana ke depannya sambil menatap kehancuran mimpi dan cita-cita yang gue perjuangkan. Sekarang gue melihat masa depan gue buram. Begitu ada cahaya semungil lilin, langsung padam. Gelap. Yaaahh, begitulah gue memandang masa depan gue sekarang.

Maaf, gue memang tidak terima kalimat "Itu jurusan yang terbaik buat lo, Dith."
Kalau terbaik, ga akan bikin gue stress dan sesakit ini.

Maaf, gue memang tidak terima kalimat "Itu jalan yang harus lo lalui, Dith."
Harus gue lalui? Kenapa yang lain engga? Gue aja ga mau sama sekali.

Maaf, gue agak sedikit tidak terima kalimat "Lo kan kuat, Dith."
I'm tired to be strong....... Ada hal yang membuat gue benar-benar cuma bisa menangis. Ini salah satunya.

Maaf, gue enggan menjawab pertanyaan "Masuk jurusan mana, Dith?"
Ya pikir aja lah kenapa.

Maaf, gue berlebihan soal ini dan menganggap ini bencana.
Ya gue memperjuangkan mimpi gue dengan segala pengorbanan dan jatuh bangun tuh selama lima tahun.

Maaf, gue akan mengisolasi diri gue untuk beberapa waktu ke depan.

Maaf, gue akan sering nyampah di beberapa sosial media. Maaf yaa..

Maaf, gue antipati dan sensitif abis mengenai hal penjurusan.

Maaf kalau gue terlihat over-pathetic dan terkesan nyari perhatian.
Karena gue memang butuh perhatian.

Tapi terima kasih buat dukungan, hiburan, keyakinan yang kalian berikan, dan semangatnya.
Buat Gusti Ruri Lestari, Khoirunnida, Ika Indah Fitria, Cindy Rachel Jessica, Amalia Dwiandani, Corry Angelica, Angela Merici Bella, Seto Adi Prabowo, Joseph Christoffel, Yustinus Marcellino, Michael Setiawan (ko Chiki), Yakobus Geganaseta, Yosef Michael Julianto, Teguh Sanjaya, Innocentius Andrien Ivander, Kristofora Alvin, Leonardus Andrew, Abdi Pistari, Extivonus Kiki  Fransiskus, Paulus Junior, Dimitrij Ray, Tatjana Dabita, Nuresa Riana, Maria Regina, Anton Prayogo, Christian Chandra, Nicolas Jalu, Giovanno Dirk.
Terima kasih banyak yaa

Terima kasih karena telah meyakinkan gue beberapa hal walaupun mungkin gue sendiri belum yakin sama diri gue. Ini berarti banget.

Gue memang butuh banget semangat karena gue hidup dari semangat dan sekarang semangat hidup gue lenyap entah ke mana lalu kalian memberi semangat itu lagi pada gue. Makasih :')

Terima kasih yaa kalian :'"""")

Pengkhotbah 3 : 11
"Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir."

Iya Tuhan, maaf yaa... Judith ga ngerti. Sumveh, sama sekali ga ngerti. Tapi satu hal, Judith ga marah sama Tuhan. Biarpun Judith mempertanyakan ini pada Tuhan karena betapa dangkalnya iman Judith, Judith tetap berpegang teguh pada Allah Tritunggal Mahakudus.

Yudit 13 : 7b
"Ya Tuhan, Allah Israel, kuatkanlah aku pada saat ini."

Judith akan berjuang, pasti bisa Dith! :')

Terima kasih telah membaca tulisan ini.
Tuhan memberkati.

Salam dari yang terbuang dari jurusan yang diperjuangkan selama lima tahun,
Maria Paschalia Judith Justiari.

Senin, 06 Mei 2013

Mungkin

Mungkin di sana, ada satu pintu yang harus kubuka
Mungkin di sana, ada satu ruang yang perlu sinar matahari
Mungkin di sana, ada rantai yang mesti dilepas
Mungkin di sana, aku keluar

Mungkin.........

Senin, 15 April 2013

Sebut Saja Judith Sedang Pura-pura Galau

Halooo siapapun yang membaca ini!
Satu hal sebelum lo baca posting ini. Gue anti banget ama yang namanya galau, tapi gue lebih memilih menyebutnya distorsi. Jadi gue sedang distorsi nih.
Awalnya gue biasa aja terus menjelajah dunia internet buat nyari bahan untuk artikel Paskah. Sayang, ujung-ujungnya gue malah baca-baca posting yang gimana gitu


Posting yang berisi suatu tulisan.. Tulisan yang belum pernah muncul lagi di blog yang sedang kalian baca.
Tulisan yang belum bisa aku tulis untuk saat ini.Tulisan yang sangat ingin kutulis untuk mengungkapkan rasa sayang sekaligus bahagia.
Iya, tulisan tentang kebersamaan dengan seorang laki-laki yang menjadi sandaran hati.

Ada yang pacarannya jarak dekat. Ada yang pacarannya awet banget banget banget. Ada yang pacarannya nggak kalah sama jarak. Ada yang pacarannya penuh dengan surprise yang super sweet.

Pertama, agak iri. Otak penuh dengan pertanyaan  "Kapan gue bisa kayak gitu?" atau "Kapan gue bisa nulis kayak gitu di blog gue?" atau yang lebih menohok, "Kapan ada yang nulis kayak gitu tentang gue dan dia di blognya?".

Terus beberapa detik kemudian, gue mikir, "Dith, sayang banget otak lo kalo cuma mikirin pertanyaan-pertanyaan ga jelas gitu. Mending lo pake otak lo buat mikirin UTS, Hari Bumi, Paskah, SKB, KPA, dsb dkk"

Lalu dengan mudahnya gue tidak memikirkan pertanyaan-pertanyaan tadi. Woles gimana gitu.
Kemudian gue merasa, "Gilaaaa pikiran gue banyak banget.. Udah gitu berat kalo dipikirin sendiri"
Dan ujung-ujungnya gue kembali ke pertanyaan yang menjadi inti dari pertanyaan-pertanyaan di atas.
"Kapan gue punya sandaran hati?"

Sekian.
Tuhan memberkati

Salam dari yang katanya pura-pura galau,
Maria Paschalia Judith Justiari

Senin, 08 April 2013

Entah, Mungkin Masih Distorsi

Sedih.
Selalu salah arah.
Dan ini kesekian kalinya salah arah.
Apa ini waktunya otak perlu menekan hati?
Ketika pada awalnya hati dan otak telah berjabat tangan tanda sepakat, tekad untuk menata hidup sudah 100% siap.
Kini hati meminta lain. Bukan lagi apa yang disepakati di awal.
Khayalan itu benarlah hanya khayalan. Otak bilang begitu. Makanya hati tak suka. Hati ngambek sama otak. Hingga kesepakatan pun terbengkalai. Ada sisi tak nyaman dan sakit di hati sedangkan otak terus memaksa hati untuk realistis, untuk tetap menjalankan kesepakatan.
Masalahnya, apa bisa si hati diajak realistis, meninggalkan khayalannya yang ternyata menyakitkan, dan tetap menjalani kesepakatan secara rasional?

Tuhan memberkati.

Salam dari yang otak dan hatinya lagi berantem,
Maria Paschalia Judith Justiari

Rabu, 03 April 2013

Untuk Maria Paschalia Judith Justiari

Dith, sedrop-dropnya elo, sestress-stressnya elo, selemah apapun elo, gue yakin ada satu titik di diri lo buat bangkit.
Gue tau, ga segampang itu lo nyerah. Ga semudah itu lo melambaikan bendera putih. Ini cuma satu ujian dari serangkaian ujian yang sedang lo lalui.
Okelah, kalo lo lelah dihujam ujian-ujian itu. Okelah, kalo lo butuh sesorang - tempat - waktu - kesempatan untuk melepas semua kepenatan yang lo alami. Oke, gue memaklumi. Tapi jangan sampai lo kehilangan diri lo, Dith. Kehilangan semangat lo. Jangan sampai.
Dith, masih ada sedikit dari diri lo yang masih mau berjuang. Perjuangkan, Dith! Perjuangkan sampai yang sedikit itu menjadi seratus persen. Seratus persen diri lo.
Dith, ini impian lo. Impian yang lo perjuangin sejak lama, sejak lo kelas 8. Impian yang dengan tulus dan mantap lo tetapkan untuk lo raih.
Dan satu hal lagi yang gue tahu.
LO GA AKAN PERNAH MAIN-MAIN DENGAN IMPIAN LO INI.
Lo selalu membayangkan diri lo sebagai seorang ahli vulkanologi dan seismologi profesional. Menikmati hidup lo di pegunungan, menganalisis kapan suatu gunung akan meletus, menganalisis gempa yang terjadi, dan sebagainya sebagainya sebagainya. Intinya sih hidup menyenangkan yang pengen lo lakoni, Dith.
Karena itu lo ga pernah main-main dengan ini. Lo serius, nggak ada bercandanya untuk hal ini. Lo memikirkan ini dan bersedia memberi diri lo untuk impian lo itu.
Bangkit, Dith! Jangan terlalu lama berdiam di situ. Berubah, Dith, kalo itu adalah salah satu partisi yang harus lo tempuh dalam perjuangan lo. Lo bisa Dith, lo pasti bisa!
Lo punya semangat dan lo punya kemauan untuk berjuang. Inget lagi motivasi lo, Dith.

Judith pasti bisa berhasil menjadi mahasiswi Teknik Geologi ITB angkatan 2012.. Amin.!

Semangat, Dith!
Tuhan, semesta, dan lingkungan di sekitar lo akan mendukung lo.. Amin.!
:'''''''''D



Tuhan memberkati.

Salam dari makhluk yang berdiri di hadapan lo ketika lo berkaca,
Maria Paschalia Judith Justiari

Minggu, 24 Maret 2013

Jadi Ini yang Namanya Sendiri?

"Kosong yang hanya kurasakan,
kau telah tinggali hatiku.
Di dalam keramaian, aku masih merasa sepi
Sendiri memikirkanmu.
Kau genggam hatiku dan kau tuliskan namamu"
(Dewa 19 - Kosong)

Iya. Aku memang Baladewa (semacam fanbase-nya Dewa 19 pas zaman Once jadi vokalis). Tapi lirik ini kuketik di sini karena ya itu yang aku rasa. Kosong. Sepi di tengah keramaian.
Semacam merasa sendirian padahal ada banyak orang di sekeliling.
Semacam merasa diri bayangan padahal diajak bicara oleh orang lain.
Semacam mengerti apa yang kulihat tapi tidak mengerti apa yang kurasa.

Jadi begini rasanya sendiri?
Di tengah belasan pertanyaan berinti sama walau diksi berbeda yang terus ditembakkan padaku, aku masih memegang prinsip untuk bertahan.
Bertahan dengan segala dosa tanpa harus diakui aku berbuat dosa.
Bertahan dengan keyakinan rasa itu pasti masih ada dan masih bisa berkembang walaupun hati berkecamuk meronta memohon sandaran.
Bertahan dengan ego hati dan logika berpikirku.
Bertahan dengan sakit akibat dosaku sendiri.
Bertahan diikat dan dibiarkan mengayun di tepi jurang tanpa tahu akan dilepaskan atau diselamatkan. Cuma bisa minta tolong diselamatkan orang lain tapi percuma, kunci dari gemboknya bukan di orang lain.

Di suatu waktu tertentu mungkin aku harus bisa mengambil keputusan. Mengambil keputusan untuk berani bertanya tanpa takut apa akibatnya. Ah tapi sulit. Aku 'kan pemendam walaupun bukan pendendam.

Dan aku tidak tega. Sangat tidak tega untuk mendengar ada yang terluka karenaku.

Jadi? Apa kubiarkan saja kesendirian semu ini seiring berjalannya waktu?
Iya. Biarkan saja perasaan sendiri itu hilang ketika waktu mengajaknya berjalan perlahan. Perlahan pula aku harus belajar menarik nafas dari segala distorsi ini.
Iya. Ini distorsi hebat tapi aneh. Distorsi yang mendorongku untuk berbuat dosa tapi untungnya baru setengah jalan dan dosa itu hanya sampai 'nyaris' dilakukan.
Distorsi yang membuatku terus-menerus menatap ponsel dan mengecek semua akun jejaring sosialku.
Distorsi. Distorsi. Distorsi.


Sudahlah. Aku lelah.

(Amy Lee. Vokalis Evanescence dalam  lagu My Immortal)


I'm so tired of being here
Suppressed by all my childish fears
And if you have to leave
I wish that you would just leave
Your presence still lingers here
And it won't leave me alone

These wounds won't seem to heal
This pain is just too real
There's just too much that time cannot erase
(Evanescence - My Immortal)


Tuhan memberkati.

Salam dari yang sedang mengalami kesendirian akibat distorsi,
Maria Paschalia Judith Justiari

Sabtu, 09 Maret 2013

Divisi Spirit KMK ITB Penuh Cinta ♥

Divisi Spirit KMK ITB Penuh Cinta!!

Ini wadah gue untuk berkarya, orang-orang terdekat gue, sumber semangat gue, bagian hidup gue yang membuat gue berpikir rugi-banget-kalo-ga-ngabisin-waktu-bareng-mereka.

Kenapa namanya penuh cinta?
Itu judul tema yang gue berikan. Alasannya ga penting (banget) sih sebenernya.
Intinya divisi spirit memang penuh cinta :3

Sekedar info tentang Divisi Spirit KMK ITB 2012, divisi ini memiliki dua subdivisi yakni Koor dan Liturgi. Masing-masing ada penanggungjawabnya (PJ).

Siapa aja sih yang bikin gue pewe banget ama divisi spirit ini??
Ini dia para brosis spirit penuh cinta:




Sebastianus Reynaldi.
Gue sih manggilnya Papi Rey. Dia ketua divisi spirit makanya jadi papi spirit. Kadang suka ngocol tapi baik kok orangnya hahahaha



Ivan Pranta
Papi Ivan. Dia PJ-nya subdivisi Liturgi. Tadinya religius 100% terus sisi religiusnya terinvasi ama yg hot-mesum-panas. Mau tau kenapa? Sabar yak baca posting ini :p



Devianti Jakub.
Mami Devi. Kak Devi ini yang jadi PJ-nya subdivisi Koor. Kata brosis koor sih kak Devi ini mirip Garfield. Walopun kayaknya orangnya jutek, ternyata kak Devi ini unyu-unyu gimana gituuu :3



Nicholas Rio
Kak Rio ini merupakan contoh makhluk yang limit manusia mendekati Tuhan dari kiri. Udah perfect pitch (bayangin aja tjui, nada meleset 0,8 Hz aja kedengeran di kupingnya), otak kirinya juga ga perlu diragukan (baca: jenius), motoriknya juga ternyata patut diperhitungkan, main piano dan suara tenornya bener-bener top lah. Cuma 1 kekurangannya yang bikin dia minus. MESUM



Michael Setiawan
Ko Chiki. Bentar lagi lulus. Sekarang lagi sibuk nge-lab. Dia koko yang paling tega tapi suka kasih motivasi buat para brosis spirit tingkat 1. Dan ternyata dia bisa bawain renungan dengan gayanya yang khas dan renungan pun menjadi seru :D



Maria Laurentia Priyanka
Ci Anka. Cantik imut gitu kayak boneka. Keliatannya sih childish cimit-cimit gimana gitu. Tapi penampilannya menipu bung. Ci Anka ini jago wushu loohh. Btw dia ceweknya ko Chiki. Berbahagialah Ko Chiki yang punya cewek kayak Ci Anka. Ci Anka perlu bahagia ga ya...? *kabur




Klara Petra Theodora Targanski
Kak Klara! Ga ada yang nyangka kalo kakak yang satu ini adalah mahasiswi FTMD. Pembawaannya childish dan demen baca komik. Kak Klara ini paling tau spot-spot enak buat makan makanan enak murah dan kenyang :D



Nikodemus Adriel Limanthie
Ko Adriel. Hmmmm katanya sih tampangnya informatika banget.. Suaranya bisa bass bisa tenor



Rudolf Jason
Ko Ru. Dia nih salah satu bro KMK yang (tadinya) sangat peduli sama Chelsea.



Magdalena Silvy Veronica
Ci Silvy. Ini kakak koor yang unyu-unyu juga. Enak kalo diajak ngobrol.



Angela Metta Suryadana
Kak Metta. Pertama gue ngiranya dia anak 2011. Ternyata dia 2009. Segitu mudanya wajah dia. #okesip


Agustian Surya
Kak Agus. Dia ngasprak kimia. Terus dia bersuara tenor.



Stephani Fitria Winda Satriyo
Kak Hani ini aktif banget loh pada jamannya dia menjadi PJ subdiv Koor. Gue pertama kali ketemu dia pas latihan koor pertama gue di KMK ITB.. Suaranya alto. Sering-sering main yaaa kak.. Keaktifan kakak pas BP 2010/2011 bener-bener menginspirasi :D



Marcel Satria
Kak Marcel ini bassnya badai abis.



Prahayuni Dwi Anggraheni
Mbak Yuni. Kakak ini bener-bener Putri Solo ideal lah pokoknya. Perawakannya kalem-kalem manis jawa gimana gitu.. Kak Yuni ini lagi aktif-aktifnya di Gema. Salut lah pokoknya :D



Adie Tri Hanindriyo
Kak Adie ini aktif di PSM ITB (Paduan Suara Mahasiswa ITB) juga loohh.. Dia megang suara tenor



Frasiskus Rico
Papi Rico! Ini papi basis gue yang suaranya memiliki rentang dari bass sampai tenor. Dia papi basis yang baik lah pokoknya



Dennis Citralokam
Kak Dennis juga aktif di PSM ITB. Jujur, tadinya gue suka nge-bully dia. Terus gara-gara gue diasistenin pas praktikum fisika, gue jadi baik-baik ke dia. Sedih...hiks.. Btw dia juga berwajah datar tapi kata-katanya menusuk loh.. Tapi baik dan berwajah boyband hahahaha



Yustinus Marcellino
Marcel berhasil membuat trio dan duet dalam divisi spirit. Ada duet bass badai Marcel (bersama kak Marcel) dan trio MESUM (sama kak rio dan satunya lagi ada aja). Oh ya Marcel juga punya kemampuan buat ngelatih koor loohh



Jonathan Sudibya
Sudib itu bersuara belang, bisa bass bisa tenor. Dia tuh bantal pribadinya Sonya #eaaaa. Kadang gua manggil dia Papa Bantal. Orangnya juga baik dan memiliki cita rasa sendiri terhadap makanan. Selera makanannya dia udah pasti enak lah



Elisa Melinda
Elisa itu cewek baik yang berekspresi datar. Tapi tetep aja, gaada Elisa juga ga rame :p



Karina Putri
Arin adalah mahasiswi FSRD yang bener-bener ga ketolongan baiknya. Selain itu dia juga kalem.



Jeanice
Biarpun suara altonya kayak bapak-bapak, tapi Jeanice ini cewek tersopan looh.. Tutur kata dan tingkah lakunya haluuusss banget. Kayaknya dia pernah sekolah kepribadian deh #soktahubeudlahdith



Audrey Katherine
Audrey ini udah cantik, punya bakat buat buka salon lagi.. Udah gitu dia anaknya modis dan kalem gitu..



Clarissa Maretha
Icha ini suaranya nyampe C7 looohhh.. Kece semilir gitu suara soprannya, suaranya bener-bener tinggi dan halus.



Abdi Pistari Manulang
Abdi ini bersuara bass dan dia ini temen sekamarnya Benny. Dia juga temen FITB gue



Elisabeth Novi
Novi ini anak yang polos tapi kocak gitu.. Suaranya serak-serak basah dan altonya dapet banget lah



Leonardus Andrew
Leo ini keliatannya bocah banget tapi pandangan dan pemikirannya cukup dewasa. Btw, dia tergabung di grup Mukjizat Itu Nyata bareng gua hahahaha



Genoveva Innocentia S. Sonya Lamanepa
Sonya ini mama obatkuuu.. Kalo gue sakit, dia yang paling perhatian. Dia yang ngingetin aku minum obat. Dia yang ngingetin aku makan. Dia yang selalu mau nemenin aku biarpun tempat yang dituju absurd banget. Pokoknya susah banget nyari temen seperhatian Sonya deh. Dan gue bersyukur bisa kenal Sonya di hidup gue :'D



Benedictus Gutjahr
Benny ini sobat curhat banget lah. Dia tuh pendengar yang bener-bener baik. Kalo ada hal sepele yang orang lain mikir dith-itu-ga-penting, Benny masih mau mendengarkan gue dengan penuh kesabaran (tingkat akhir). Susah banget nyari temen yang mau mendengarkan dengan baik kayak Benny :'D



Theodorus Felix
Felix ini temen seperjuangan spirit. IP-nya nyaris 4 loh.. *peace :p Felix jago banget kimianya. Dia bener-bener mau bantuin gue buat berhasil jadi mahasiswi Teknik Geologi ITB angkatan 2012. Terus kalo ada masalah gue yang kompleks, gue cerita ke Felix. Untuk seorang teman yang baik, Felix bener-bener terbuka sama gue. Kalo gue berbuat salah ke dia atau dia berlaku yang ga enak ke gue, kita sama-sama ngomong buat nyelesaiinya. Bener-bener ga ada yang ditutupin. Susah banget loh nyari temen yang jujur apa adanya kayak Felix :'D



Kristofora Alvin Fenia
Alvin adalah cewek tangguh yang pernah gue kenal. Dia teman yang paling bertanggung jawab walaupun agak sedikit melalaikan kewajibannya. Alvin itu seorang fighter lah. Gue paling sering ngabisin waktu sama Alvin. Dia temen sharing sekaligus temen belajar yang paling baik. Dari segala masalah gue, yang paling tahu yaa Alvin.. Dan gue juga belajar memahami lika-liku hidup Alvin. Gue dan Alvin pernah saling cerita tentang kehidupan lajang masing-masing cuma kita mengambil keputusan buat belajar. Intinya, Alvin itu teman cerita yang menyenangkan dan dia berhasil membuat gue merasa dibutuhkan. Susah banget loh nyari temen seperjuangan dan mau ngerti kayak Alvin.. Gue bener-bener bersyukur bisa kenal sama lo, Vin :'D



Angela Dina
Dina HOT MESUM TAPI CANTIK! Inilah variabel yang menginvasi sisi religiusnya Papi Ivan tapi mereka saling melengkapi kok. Inilah anggota TRIO MESUM yang tadi disebutkan. Dina tuh cewek hot, cantik, tapi dewasa. Dia orangnya bener-bener bisa ngebuka tabir hidup gue (lebay banget lah dith). Gue bisa lepas dan ngerasa lega kalo udah cerita sama Dina urusan perkuliahan. Dina juga mampu loh ngertiin gue. Motivasi dari Dina tuh yang membuat gue tetap berani berjuang buat ngeraih cita-cita gue. Dan Dina juga membuat gue merasa dipercaya. Susah banget loh nyari temen sedewasa (dan "dewasa") kayak Dina. Gue bener-bener bersyukur bisa kenal sama lo, Din :'D


Ini beberapa foto bareng Spirit KMK ITB
Btw yang foto bareng liturgi menyusul yaa, lagi dicari niih, okee okee? :D







Naaahh mereka-mereka lah yang bener-bener membuat hari-hari gue di ITB jadi seru tapi tetep di jalur pelayanan. Latihan koor dan acara liturgi KMK ITB bener-bener jadi momen yang gue tunggu-tunggu. Biar apa, Dith? Biar bisa ngumpul sama saudara-saudari Spirit KMK ITB Penuh Cinta ini.
Kalo kata tisu J.Co sih "Nothing is sweeter than the togetherness we share"

Kamu bahagia, Dith, jadi bagian dari mereka?
Ya, aku bahagia. Sangat bahagia.
Andaikata aku bisa membeli waktu dan momen untuk bisa bersama kalian, pasti akan kulakukan semampuku.

:''D

Tuhan memberkati.

Salam dari salah satu makhluk di Divisi Spirit Penuh Cinta KMK ITB,
Maria Paschalia Judith Justiari