Senin, 08 April 2013

Entah, Mungkin Masih Distorsi

Sedih.
Selalu salah arah.
Dan ini kesekian kalinya salah arah.
Apa ini waktunya otak perlu menekan hati?
Ketika pada awalnya hati dan otak telah berjabat tangan tanda sepakat, tekad untuk menata hidup sudah 100% siap.
Kini hati meminta lain. Bukan lagi apa yang disepakati di awal.
Khayalan itu benarlah hanya khayalan. Otak bilang begitu. Makanya hati tak suka. Hati ngambek sama otak. Hingga kesepakatan pun terbengkalai. Ada sisi tak nyaman dan sakit di hati sedangkan otak terus memaksa hati untuk realistis, untuk tetap menjalankan kesepakatan.
Masalahnya, apa bisa si hati diajak realistis, meninggalkan khayalannya yang ternyata menyakitkan, dan tetap menjalani kesepakatan secara rasional?

Tuhan memberkati.

Salam dari yang otak dan hatinya lagi berantem,
Maria Paschalia Judith Justiari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar