Rabu, 18 Desember 2013

Filosofi Wartawan dan Komentator Pertandingan Sepak Bola

Hai.
Dilihat dari tanggal kapan pertama kali filosofi ini tercetus dalam impuls, tampaknya lama sekali gue nggak melanjutkan filosofi ini. Tanggal 8 April 2013. Wah, sudah 7 bulan lebih dan puji Tuhan, Tuhan mengizinkan idenya masih segar di memori ini.

Filosofi wartawan dan komentator pertandingan sepak bola.

Pertandingan sepakbola selalu menarik untuk ditonton. Apalagi kalau yang tanding tim kesayangan kita atau pertandingan antara tim yang selalu didewakan. Di tulisan ini, aku memicingkan mata bukan pada pemain bola, pelatih bola, penggemar sepak bola, atau pendukungnya.

Aku menengok lamat-lamat pada wartawan dan komentator pertandingan sepak bola.

Selama pertandingan berlangsung, komentator bola tak henti-hentinya bercuap-cuap. Ada pelanggaran, langsung komentar. Ada gol, langsung komentar. Ada yang nyaris gol, langsung komentar. Ada pergantian pemain, langsung komentar. Ada yang sempat bertengkar di lapangan, langsung komentar. Ada yang mengoper bola pun langsung dikomentari. Sepertinya, nyaris semua fenomena yang terjadi di lapangan bola langsung dikomentari komentator.
Iya, memang untuk itulah komentator dibayar. Untuk berkomentar selama pertandingan. Tanpa kita sadari, komentar dari komentator turut membangun suasana pertandingan. Emosi penonton dan pendukung sepak bola bisa saja bergantung dari cuap-cuap si komentator.

Wartawan sepakbola.
Selama pertandingan berlangsung, wartawan sepak bola duduk di bangku penonton menyaksikan dan mendalami pertandingan. Dia mencatat peristiwa-peristiwa menarik dari pertandingan yang sedang berlangsung. Ada kalanya, wartawan yang bertugas tidak menyukai sepak bola atau yang bertanding bukan tim favoritnya. Namun karena tuntutan pekerjaan, wartawan yang harusnya ogah-ogahan itu tetap menyelami pertandingan. Kalaupun apes-apesnya dia tidak mengerti sedikitpun soal sepak bola, dia akan bertanya pada orang terdekat yang mengerti sepak bola sampai semua pertanyaannya terjawab tuntas.
Seselesainya pertandingan, wartawan turun menemui pemain bola. Dia menanyakan bagaimana pemain bola tersebut menjalani pertandingan. Kalau ada waktu, dia juga mewawancarai beberapa penonton untuk mengetahui bagaimana emosi mereka bersatu dalam pertandingan sepakbola. Pada akhirnya, berdasarkan hasil wawancaranya, wartawan menulis tentang pertandingan dan mencurahkan sedikit opininya dalam artikelnya itu.

Wartawan dan komentator. Keduanya sama-sama berada di pihak netral. Ya, mereka tidak memihak siapa-siapa. Namun bagaimana mereka menyikapi pertandingan sepakbola sungguh bertolak belakang.

Wartawan berusaha keras menghayati pertandingan dan mencoba merasakan apa yang dialami oleh seluruh pihak yang terlibat langsung dalam pertandingan lalu beropini.
Komentator langsung berkomentar terhadap apapun yang terjadi di pertandingan sepak bola tersebut.


Masa di mana pacar Casillas adalah wartawan cantik bernama Nytt Seierskyss.
Jelas di sini, Nytt benar-benar berusaha keras memahami apa yang dialami Casillas 
dalam pertandingan sepakbola saat itu.
Baik sebagai wartawan maupun sebagai pacar :)

\
Then Nytt's got kissed by Casillas in front of world's information media.
Unyu.
I think she really deserved it :p


Andaikata pertandingan sepak bola itu adalah hidup orang lain maka wartawan dan komentator adalah pribadi-pribadi yang menyaksikan hidup orang lain tersebut tanpa terlibat langsung..

Ini adalah renungan. Hanya refleksi diri semata berdasarkan apa yang aku lihat, dengar, dan rasakan.
Dan jikalau aku ditanya berusaha menjadi wartawan atau komentator, aku sudah memiliki jawabannya sendiri.


*hint:
Sumber gambar: Google Image Search dengan keyword Casillas Nytt lover


Terima kasih sudah membaca tulisan dan refleksi pribadi ini :)

Tuhan memberkati


Salam dari yang sudah memilih ingin menjadi wartawan atau komentator pertandingan sepak bola,
Maria Paschalia Judith Justiari

1 komentar:

  1. Penampilan Lionel Messi yang begitu mengilap di Barcelona sangat jauh berbeda ketika tampil bersama timnas Argentina. Setidaknya itulah yang diutarakan legenda sepak bola dunia asal Brasil, Pele seperti yang dimuat website pengumpul berita-berita iyaa.com Dia mengkritik peran Messi bersama tim Tango yang dianggapnya kurang memukau. Namun, Pele yakin itu bukan sepenuhnya salah sang pemain, tetapi juga faktor komposisi skuat Argentina yang berbeda dari Barca.

    BalasHapus