Seandainya ada yang mewawancarai saya seperti ini, maka saya akan menjawabnya dengan penuh kejujuran.
(Tanya dan Jawab)
T: "Anda makan berapa kali?"
J: "Tiga kali sehari."
T: "Kalau mandi?"
J: "Normal. Dua kali sehari?"
T: "Doa pagi?"
J: "..............." (menggelengkan kepala)
T: "Bagaimana dengan doa malam?"
J: "Akhir-akhir ini saya jarang berdoa secara pribadi, bahkan tidak pernah doa pagi maupun doa malam."
Malu mengakui bahwa akhir-akhir ini saya hampir tidak pernah doa pagi atau doa malam. Memang berdoa bukan rutinitas, melainkan kebutuhan rohani. Kalau tidak ada yang mengajak saya berdoa, sepatah kata untuk berkomunikasi dengan Tuhan tidak akan terucap dari bibir saya.
Doa yang rutin saya lakukan cuma pada waktu Saat Teduh, pelajaran pertama, pulang sekolah, dan sebelum makan (3 kali). Selebihnya tidak. Memalukan sekali!
Benar apa kata orang, terkadang kita berdoa kalau hanya ada maunya. Kalau tidak ada kepentingan, kita enggan berdoa untuk mengucap syukur bahkan untuk nafas yang masih diberikan Tuhan.
Ampuni hamba-Mu ini Ya Tuhan...
Gerakkan hati hamba untuk mengingat segala kebaikan Engkau...
Hamba bersyukur karena mampu menampar diri yang tidak pernah bertemu dengan-Mu dalam doa...
Salam dari pendosa yang ingin bertobat,
Maria Paschalia Judith Justiari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar