- Diketik sejak bulan Mei -
#sedangdiputar Mudah Saja - Sheila On 7
Mungkin sejak dekat denganmu, aku makin sering memandang langit.
Kala bintang bertaburan di atas langit sana, aku selalu tersenyum.
Dulu itu tak sekadar "Malam ini tak akan hujan"
Dulu itu pertanda aku bisa menghabiskan waktu denganmu.
Waktu denganmu yang benar terasa mahal awalnya. Lalu lama-kelamaan aku menyesuaikan diri dan bersyukur untuk tiap detik aku bisa menghabiskan waktu denganmu.
Karena itu, aku selalu menyukai langit bertabur bintang. Ya, itu pertanda aku bisa menikmati waktu yang lebih panjang bersamamu tanpa diganggu hujan badai.
Tuhan, aku berjalan menyusuri malam setelah patah hatiku
Iya, malam bertabur bintang akhir-akhir ini sering aku anggap sebagai pertanda malam cerah tanpa hujan.
Kini malam terasa sepi, siang terasa sibuk namun kosong.
Jalanku menyusuri malam menyisakan jutaan tanda tanya dan milyaran rasa sakit.
Tapi aku berusaha bersyukur. Bersyukur pada Yang Mahakuasa.
Karena malam cerah dan tak hujan.
Karena bintang-bintang di atas sana setia menghibur dan menemani langkah hampaku.
Aku berdoa semoga saja ini terbaik untuknya
Iya, aku berani menyimpulkan bahwa kamu bahagia menjalani hidup sekarang.
Antara senang dan sakit, begitulah yang aku rasakan.
Mungkin ini memang terbaik untukmu. Untukmu saja.
Kalau terbaik untukku juga, aku tidak akan merasa sakit seluar biasa ini.
Kalau terbaik untukku juga, malam ini aku tidur dengan nyenyak.
Dia bilang, 'Kau harus bisa seperti aku, yang sudah biarlah sudah...'
Awal hari buruk itu terjadi, aku sama sekali tidak bisa tidur.
Tidak bisa. Aku tidak bisa membiarkan itu berlalu begitu muda.
Aku tidak bisa semudah itu berkata "Ya sudah..."
Bagaimana bisa segala yang kita lalui bisa kubiarkan berlalu begitu saja?
Kala banyak keindahan di sana...
Kala banyak hal manis di sana...
Bagaimana bisa segala yang kita lalui bisa kubiarkan berlalu begitu saja?
Mudah saja bagimu, mudah saja untukmu
Mengapa? Mengapa semua tampak mudah untukmu?
Sedang bagiku di sini semua tampak sulit, semua tampak rumit tak berujung.
Mengapa untukmu semudah itu?
Andai saja, cintamu seperti cintaku
Ah ya, mungkin inikah jawabnya?
Jujur, aku tidak tahu sama sekali dan tidak ingin menerka.
Mungkin hanya Tuhan dan semesta yang tahu.
Tapi setiap reflek ketika aku membutuhkan sosok sandaran hati, aku pasti reflek akan menghubungimu.
Bagian yang menyakitkan, aku sadar kamu telah pergi.
Dan siapalah aku ini kalau masih tidak tahu diri mengemis memohon bahumu untuk bersandar, memohon hatimu untuk memberi perhatian dan memimpinku melalui masalah yang aku hadapi.
Coba saja, lukamu seperti lukaku
Apakah kamu tahu aku sesakit apa?
Apakah kamu tahu dengan rasa sakit seperti itu, apa saja yang harus kuhadapi?
Dan kamu tampak bahagia menjalani hidup di sana.....
Sedang aku tak tahu harus bagaimana.
Aku mencoba dengan sungguh menenggelamkan diriku pada pelbagai macam kegiatan.
Harapku, ada kesembuhan yang kudapat.
Ah, aku lupa kalau semakin sibuk, aku bisa semakin stress. Semakin aku stress, semakin aku membutuhkan sosok sandaran hati. Semakin aku sadar aku membutuhkan sandaran hati, aku semakin sakit menghadapi kenyataan bahwa kamu bukan lagi sandaran hati untuk diriku. Lalu luka yang telah menganga terasa diperciki jeruk nipis. Sakit.
Mungkin karena itu juga tiap malam aku habiskan dalam sendu.
Omong-omong, ada sedikit tulisan yang iseng kutulis pada 19 Juni 2014
Congratulation Anyway
(by. Maria Paschalia Judith Justiari)
Congratulation anyway
You share your smile with your friends there
While I’m stuck with thousands paper here
Congratulation anyway
Congratulation anyway
You have reached another achievement
While I have to speak with rock-head people
Congratulation anyway
Congratulation anyway
You get one another step for your dream
While I feel tired with all of stuffs in my life
Congratulation anyway
Congratulation anyway
I’m really happy for you
I wish you tons of success and happiness
God bless you
*****
Ya sudah.
Sudahlah Judith, sudah...
Relakan.
Terbanglah Judith, terbang..
Jalani.
Semangat Judith, semangat..
Biarkan dia bahagia yaa Judith..
Bisa, Judith pasti bisa.
Karena dari dulu sampai sekarang Judith hanya ingin bahagianya tanpa mengganggu hidupnya.
Dari dulu itu ya dari ini:
http://judithjurang.blogspot.com/2013_07_01_archive.html
:)
Lalu aku melanjutkan penelusuran hidup ini.
Meski berawan, aku bilang langit malam ini cerah.
Terima kasih.
Tuhan memberkati
Salam dari aku yang bilang langit malam ini cerah,
Maria Paschalia Judith Justiari