Langit iri
Ia terpaksa meneguk pahit menyiksa kalbu
Sama
Laut menyapa pantai siang malam
Langit pun disapa laut siang malam
Tapi berbeda
Laut mencumbu pantai lembut perlahan-lahan,
bahkan cumbunya kian meluap-luap saat langit kian menghitam
Mungkin
Langit menghitam karena dia iri
Siang-malam dia bersama laut
Tapi tak pernah laut mengecup atau membelainya
Tak pernah bisa, butuh sesuatu bernama sihir
Bisa jadi
Ada rasa ingin bertaut erat di antara laut dan langit
Sayang, ada pula garis tak terelakkan padahal tak nyata
Garis mendatar dari ujung ke ujung bumi
Garis yang memisahkan laut dan langit
Meski
Tidak kita ketahui ada suatu dunia tak kasat
Di sana langit dan laut puas dalam peluk satu sama lain
Melebur menjadi satu tanpa dipisahkan garis jahanam
-Pantai Santolo, 20 Mei 2015-
Terima kasih telah membaca tulisan ini
Semoga Yang Mahakuasa senantiasa memberkati :)
Semangat selalu yaapss
Jangan lupa bersyukur ^v^
Salam dari peneguk pemandangan langit siang malam,
Maria Paschalia Judith Justiari
Bolehkah aku meminta hujan?
BalasHapusWalaupun beberapa bulan ini hujan sering datang
Tapi aku tak merasakan ada rindumu di dalamnya
Bolehkah aku meminta hujan?
Dengan rindumu yang selalu kunantikan
Walaupun tak lagi bisa kuungkapkan dalam sadar
Tapi mimpiku selalu mengharapkannya
Hingga akhirnya kecupanmu menyadarkanku
Bahwa bersamamu terlalu indah untuk jadi nyata
Paling tidak, untuk dimensi ini
Saat kita tak di satu pijakan yang sama
cerita-puisi nya bagus kaak!
BalasHapus