Rabu, 19 Mei 2010

Ketika Segala Usaha dan Pengorbanan Nampak Sia-Sia

Gw yang duduk di angkot setelah menerima kenyataan yang telah menjadi kebiasaan menulis cerita dengan penuh emosi pada Rabu, 19 Mei 2010 pukul 16.10

Yaahh, pada akhirnya semua perjuangan yang gw lakukan berujung pada suatu kesia-siaan dan hanya membuat sakit hati.
Lebih dari kata berkali-kali, gw sudah menerima semua perlakuan ini.

Dimulai dari hari Selasa, 18 Mei 2010. Gw dengan berat hati menerima kenyataan bahwa geografi remed. Seketika itu juga, gw mengetahui bahwa gw remed pada indikator VULKANISME.
Astaga! Berasa didorong dengan paksa, gw menatap kata VULKANISME itu.
Impian gw pun hancur tiba-tiba tanpa ada yang meminta izin. Segala mimpi yang gw susun sejak lama, segala cita-cita yang gw bangun, dan segala angan yang gw rancang rata dengan tanah, TAK BERSISA.
Masih segar dalam pikiran gw, guru geografi SMP gw mengenalkan kepada gw dunia vulkanisme. Gw benar-benar tertarik apalagi guru gw berkata, "Saya yakin di antara kalian ada yang akan menjadi ahli vulkanologi."
Sejak saat itu, gw pun mengarahkan cita-cita gw menjadi ahli vulkanologi atau sering disebut vulkanolog. Tiap ada yang bertanya, "Dith, lo mau jadi apa?" Gw dengan bangga menjawab, "Vulkanolog."
Ataupun "Dith, lo mau kuliah apa?" Gw dengan yakin menjawab "Teknik vulkanologi."
Selama SMA ini, gw terus berimpian menjadi vulkanolog sampai tanggal 18 Mei 2010.
Nggak lucu kan calon ahli vulkanologi REMED pelajaran vulkanisme?
Gw pun dengan penuh rasa malu bertanya pada diri sendiri, "Dith, lo merasa pantes jadi ahli vulkanologi? Apa lo yakin dengan cita-cita lo?"
Sekarang gw kehilangan arah. Gw luntang-luntung bingung mau berbuat apa. Impian gw sudah porak-poranda. Hidup gw seolah tidak memiliki tujuan. Parahnya, semangat gw pun pergi, entah kembali atau tidak..

Rabu, 19 Mei 2010
Mungkin perlakuan ini sudah sering gw terima selama 16 tahun gw hidup.
Gw tau, I don't wanna be a follower. So, I always try to be a trendsetter.
Gw punya cara sendiri untuk mengungkapkan perasaan sendiri.
Gw punya cara sendiri untuk mengekspresikan gaya melalui pakaian gw.
I have my own way for doing everything.
And also,
I HAVE MY OWN WAY FOR DOING SOMETHING THAT NEED AN UNIQUE IDEA.
Hmmpphh, gw mengakui kadang ide-ide gw itu gila, nggak masuk akal, aneh, tapi NGGAK JARANG JUGA IDE-IDE GW ITU BRILIAN.
PD? Ga dosa juga siihh hehehe
Sering gw menciptakan sesuatu berdasarkan ide gw yang brilian itu dan gw pun bangga karena sering menuai pujian. Ide gw, hasil pemikiran gw, hasil jerih payah gw, dan itu milik gw sebab unik, dengan kata lain hanya gw yang mampu berpikir sampai ke ide gw.

Sayangnya, ketika gw menunjukkan hasil ide kreativitas gw, ada yang meniru dan HASILNYA LEBIH BAGUS dari gw. Dan tanpa mempedulikan perasaan gw, dia mengaku bahwa itu idenya.
Di saat itu, nggak mungkin gw bilang itu ide gw, itu hasil keringat kreativitas pemikiran gw, karena hasilnya lebih bagus dari gw. Ada juga, gw yang disangka plagiat atau semacamnya.
Sakit hati? Amat sangat.!
Gw yang memikirkan ide dan gagasan itu dengan kreativitas yang ada pada gw, malah dibilang plagiat.
Gw sudah cukup sabar menghadapi kejadian seperti itu. Bahkan dari gw TK (pas gw masih dongdong dan nggak punya pikiran) sampai gw umur 16 tahun. Seriing banget.
Tanpa memandang gw yang sudah bersusah-payah, publik mencap punya gw adalah plagiat dan yang dia buat adalah hasil pemikiran sendiri.
Gw pengen teriak: GW YANG MENEMUKAN IDE ITU! TAPI KENAPA GW NGGAK DIANGGAP SEBAGAI PENEMU IDE ITU?!

16 tahun, ide-ide brilian gw dibajak oleh orang lain. Mau sampai kapan karya dan gagasan gw sendiri diakui orang lain? Kapan gw mendapat hak pengakuan atas ide brilian gw? Kenapa hanya karena perwujudan ide gw kurang berkenan di mata, lalu gw dicap BUKAN PENEMU IDE ITU?
Bahkan parahnya hasil asli pemikiran dan ide gw itu dibilang SAMPAH dibandingkan dengan hasil karya yang meniru karya gw.
Hasil pemikiran gw dibilang SAMPAH?! Kok pada seenaknya mencap dan menghakimi karya dan hasil pemikiran gw sendiri menjadi milik orang lain? Dan seenaknya mengatakan bahwa yang benar-benar murni karya gw itu SAMPAH?!
Gw nangis detik ini juga sambil ngetik ini.
*nangis*
Gw nggak mungkin hidup diinjak-injak kayak gitu terus kan?
Boleh juga dibilang kalau kejadian ini adalah tafsiran lain dari Filosofi Artis dan Manager.
(*klik aja:  http://judithjurang.blogspot.com/2010/03/hiks.html

Tapii yaahh maaf maaf aja, gw nggak bakal berhenti berkarya dan menciptakan sesuatu walaupun ujung-ujungnya bakal dibajak.
=)


Gbu always..

Salam, Judith.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar