Badai pasir tidak pernah diharapkan siapapun yang tengah di gurun
Begitu pun Pengembara
Pengembara terus-menerus menatap langit, mengharap belas Yang Diterawang
Sepenelusuran asal-asalan Pengembara, ia menangkap ingin Yang Diterawang
Mungkin Yang Diterawang ingin supaya Pengembara belajar
Belajar bertahan di tengah gurun yang notabene tidak masuk daftar favorit Pengembara.
Belajar mengambil makna hidup di tengah gurun kering menyesakkan tenggorokan yang lebih memilih menegak kesegaran hidup
Belajar bersyukur di tengah gurun yang Pengembara tidak sukai.
Satu hal. Lambat laun Pengembara sadar. Dia masih bisa tersenyum meski senyumnya tipis.
Sebegitu besar cinta Yang Diterawang pada Pengembara hingga Dia memberi kesempatan pada Pengembara untuk menjadi versi terbaiknya meskipun di tengah gurun yang membuatnya menangis sakit.
Bertahan di zona nyaman itu biasa. Bertahan dan mampu memberikan yang terbaik di luar zona nyaman? Mungkin bisa disebut luar biasa :)
Bukankah itu kesempatan indah dari Yang Diterawang untuk mengembangkan pribadi dan hidup?
Iya, Pengembara sesenang itu merasa diberi kesempatan belajar oleh Yang Diterawang.
Senangnya memang sesederhana itu :)
Terima kasih telah membaca tulisan ini.
Semangat selalu dan jangan lupa bersyukur yaaaa ^v^
Semoga Yang Mahakuasa senantiasa memberkati
Salam dari Pengembara yang belajar hidup pada gurun,
Maria Paschalia Judith Justiari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar