Pernahkah kamu mendirikan tembok hanya untuk melindungi dirimu sendiri?
Lalu kamu meletakkan pintu kokoh di sana agar tetap bisa memandang panorama dunia namun dirimu terlindungi di balik tembok
Lalu seiring dengan pendirian tembok itu, perasaanmu untuk mengenal cinta kepada satu sosok ciptaan Yang Mahakuasa kamu sembunyikan dan tak lagi kamu acuhkan agar dirimu terlindungi dari sakit hati
Lalu pada hari-hari berikutnya kamu memang hanya sedikit tersakiti tapi sayangnya kamu lebih banyak menyakiti orang lain
Lalu setelah kamu menyadari telah menyakiti banyak sosok, kamu hanya bisa menyesal meskipun dirimu hanya sedikit tersakiti
.....
Lalu pada suatu hari pintu pada tembok itu rusak karena didobrak
Lalu perasaanmu yang telah lama mati suri mulai terusik, mulai dari kupu-kupu yang entah mengapa membuat perutmu terasa aneh untuk sesaat
Lalu perasaan yang kamu sambut pertama kali adalah rasa yang samar
Lalu ada perasaan yang tak kamu harapkan datang menyerangmu
Lalu kamu hanya bisa diam dan matamu hanya bisa menjadi jalan air matamu pergi meninggalkan tubuhmu
Lalu kamu berdoa, berserah diri pada Yang Diterawang
Lalu kamu memutuskan hal yang paling sederhana - menjalani semuanya tanpa pertanyaan dan permintaan
Lalu kamu tersenyum tipis berusaha meyakini keputusanmu adalah keputusan yang tepat
Lalu semuanya bersambung, belum tahu ke mana jalan yang ditempuh membawamu
Pernahkah?
Ps: di sini Pengembara mulai membangun tembok kokoh berpintu yang dia harapkan bisa melindungi dirinya
Semangat selalu!
Jangan lupa bersyukur yaps
Terima kasih telah membaca tulisan ini
Tuhan memberkati.
Salam dari yang membangun tembok kokoh berpintu dan tengah melaluinya,
Maria Paschalia Judith Justiari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar