Maret! Maret
selalu menjadi bulan favorit saya selama ini. Entah kenapa peristiwa-peristiwa
di bulan Maret selalu membawa saya pada suatu refleksi yang terus
terngiang-ngiang dalam relung benak saya.
Maret tahun
ini pun telah memulai aksinya dalam menambah peristiwa-peristiwa semacam itu.
Tanggal 13 Maret 2015, saya tengah duduk di Sekretariat KMK ITB – medan magnet
terbesar bagi saya selama saya di ITB. Mata saya tertuju pada kertas berwarna
cokelat tertempel di kaca.
‘Pendaftaran
ketua KMK tinggal 4 hari lagi…’
Saya
tersenyum. Sebentar lagi periode Badan Pengurus KMK ITB 2014/2015 berakhir.
Tanpa sengaja saya mengingat masa Pemilu Ketua KMK ITB tahun lalu. Bagi saya,
masa itu membuat saya merasa dicintai dan dipercaya lalu cinta dan kepercayaan
tersebut menjadi bensin bagi saya untuk berjuang.
Di masa
Pemilu yang saya lalui tahun lalu ada hal yang membuat saya merasa pusing tujuh
keliling. Bukan perihal visi-misi, bukan perihal kampanye, bukan perihal
program kerja, bukan perihal organigram.
MOTIVASI.
Inilah yang
membuat saya pusing karena tak kunjung saya temukan pada masa itu. Apa motivasi
saya mencalonkan diri menjadi ketua KMK ITB? Apa yang mendasari keinginan saya?
Saya akan
menceritakan secara jujur dan terbuka mengenai masa-masa pengumpulan berkas
calon ketua KMK ITB. Berkas pendaftaran calon ketua KMK ITB bukan saya yang
mengambil. Saya mengisi berkas pendafataran milik sobat saya yang kini menjadi
salah satu Kepala Bidang. Dari lima promotor, ada yang asalnya mau mencalonkan
diri menjadi ketua KMK ITB namun akhirnya malah menawarkan diri untuk menjadi
promotor saya. Lembar dukungan pun saya banyak sekali dibantu masa KMK ITB.
Beberapa dari masa KMK ITB membawa dan menemani saya ke sana kemari untuk
memenuhi lembar dukungan walaupun mereka bukan promotor maupun tim sukses saya.
Mengumpulkan keseluruhan berkas pun pada pukul 17.58 padahal tenggat waktunya
pukul 18.00. Bahkan, saya baru menyadari ternyata saya mencalonkan diri menjadi
ketua KMK ITB ketika pengumuman calon ketua yang lolos verifikasi berkas.
Setidak tahu
itu saya pada motivasi saya mencalonkan diri menjadi ketua KMK ITB. Akibatnya,
saya terus-menerus mencari motivasi saya sampai menghabiskan waktu setengah
masa kampanye.
Bagi saya,
motivasi ini sungguh menjadi penting ketika saya melayani KMK ITB sebagai
ketua. Saya yakin, mungkin ada waktu saya akan jatuh ketika
melayani KMK ITB ini. Ketika saat tersebut datang pada saya, saya tidak mau
melarikan diri dari tanggung jawab. Saya sadar saya hanya cukup bergantung pada
Yang Mahakuasa dan diri saya sendiri untuk bangkit dan melanjutkan perjuangan
pelayanan saya. Bagi saya, cara paling mudah untuk membangkitkan diri saya
sendiri adalah menggaungkan motivasi saya menjadi ketua KMK ITB.
Akhirnya
pada satu titik di tengah masa kampanye, saya berhenti bertanya-tanya apa yang
menjadi motivasi saya. Ya, saya berhenti mencari motivasi saya. Di titik itu
pula saya memutuskan untuk membuka diri selebar-lebarnya kepada kepemimpinan
Yang Mahakuasa dalam melakukan segala hal yang terbaik untuk KMK ITB.
Bulan demi
bulan berlalu. Di tengah saya menjadi ketua KMK ITB, saya benar-benar mengalami
masa jatuh. Tak disangka-sangka, justru di saat itulah akhirnya saya menyadari
motivasi saya. Ternyata ini semua karena saya begitu menyayangi KMK ITB dan
karena saya begitu mensyukuri cinta Yang Mahakuasa pada saya.
Begitu saya
menyadari motivasi ini, saya langsung mengabadikannya. Sampai detik ini pun, motivasi tersebut terus menyala dalam keseluruhan
diri saya. Motivasi inilah yang membuat saya selalu berjuang lebih dan lebih.
Agar setiap bangun pagi dan sebelum tidur, saya menyegarkan setiap bagian diri saya untuk berintegrasi dan berjuang mewujudkan visi, misi, dan janji dalam suatu motivasi teguh.
Visi saya selalu terpatri dalam diri saya.
Kalau tak sengaja bertemu saya, tanyakan saja apa visi yang saya bawa untuk KMK ITB. Dengan senang hati, saya akan menjawab dengan yakin, "KMK ITB sebagai paguyuban yang saling terbuka untuk bergerak bersama."
Janji yang saya ucapkan di dalam Misa Kudus. Janji yang saya buat dengan Yang Mahakuasa dan KMK ITB.
Tak lupa, motivasi yang mendasari saya berjuang lebih dan lebih dalam melayani KMK ITB.
Semoga motivasi ini pun membuat saya menepati janji ini.
Kini, masa
Pemilu KMK ITB untuk ketua periode 2015/2016 tengah berlangsung. Saya
memutuskan untuk membuka diri lebih lebar lagi di masa Pemilu ini, terutama
bagi mereka yang membuka dirinya untuk menjadi panitia pelaksana, calon ketua,
promotor, tim sukses, Badan Pengurus, dan masa KMK yang mengkritisi, memberi
saran, masukan, bahkan sekadar curhat perihal KMK ITB. Dari keterbukaan saya selama
di masa Pemilu yang berlangsung ini, saya tersentuh dengan ketulusan mereka untuk
berjuang lebih bagi KMK ITB. Meskipun ketulusan itu tidak mereka sadari. Entah
kenapa saya merasa suatu kondisi penuh cinta dalam KMK ITB ini (intermezzo:
penuh cinta adalah tagline yang saya
gaungkan ketika saya menjadi Kepala Departemen Doa dan Liturgi periode
2013/2014).
Sikap saya untuk membuka diri lebih lebar lagi dalam masa Pemilu ini karena saya ingin ketua KMK ITB berikutnya lebih baik dari saya, kalau perlu jauh lebih baik dari saya. Harapan saya sederhana, KMK ITB semakin maju dan berkembang lebih baik lagi. Semuanya ini karena motivasi saya - karena saya begitu meyayangi KMK ITB.
Bagi saya
pribadi, setiap orang terlahir sebagai pemimpin yakni pemimpin bagi dirinya
sendiri. Kita hanya perlu membuka diri dalam memimpin diri sendiri untuk
memimpin orang lain.
Jujur saja,
menjadi ketua KMK ITB adalah salah satu momen yang paling membahagiakan bagi
saya. Semoga kita tidak lagi takut dalam memimpin karena memimpin adalah
tentang cinta, bukan ketakutan. Jadilah pemimpin dan syukurilah cinta dari Yang Mahakuasa dan semesta.
“Awal
keterbukaan dimulai ketika mata bertaut. Saat mata bertaut, bibir dan tulisan bergerak
berkata-kata hingga dua pikiran atau lebih saling bertemu dan berkolaborasi.
Setelah ada kolaborasi pikiran satu sama lain, ada rasa ingin sering saling
bertemu. Di saat itulah ada keterikatan yang mengakar hingga ada kenyamanan
antar satu sama lain.” – Maria Paschalia Judith Justiari
#eyes2eyes
#mind2mind #heart2heart
Semangat
selalu yaps gaess!!
Jangan lupa
bersyukur yaa everibadeh ^v^
Salam,
Maria
Paschalia Judith Justiari
12812006
Anggota
biasa KMK ITB
Anggota
biasa HMME “Atmosphaira” ITB
Anggota biasa
KPA ITB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar