Cerita di hari lain

Jumat, 05 Juni 2015

Mungkin Langit Menyimpan Iri

Langit iri
Ia terpaksa meneguk pahit menyiksa kalbu

Sama
Laut menyapa pantai siang malam
Langit pun disapa laut siang malam

Tapi berbeda
Laut mencumbu pantai lembut perlahan-lahan,
bahkan cumbunya kian meluap-luap saat langit kian menghitam

Mungkin
Langit menghitam karena dia iri
Siang-malam dia bersama laut
Tapi tak pernah laut mengecup atau membelainya
Tak pernah bisa, butuh sesuatu bernama sihir

Bisa jadi
Ada rasa ingin bertaut erat di antara laut dan langit
Sayang, ada pula garis tak terelakkan padahal tak nyata
Garis mendatar dari ujung ke ujung bumi
Garis yang memisahkan laut dan langit

Meski
Tidak kita ketahui ada suatu dunia tak kasat
Di sana langit dan laut puas dalam peluk satu sama lain
Melebur menjadi satu tanpa dipisahkan garis jahanam




-Pantai Santolo, 20 Mei 2015-


Terima kasih telah membaca tulisan ini
Semoga Yang Mahakuasa senantiasa memberkati :)

Semangat selalu yaapss
Jangan lupa bersyukur ^v^


Salam dari peneguk pemandangan langit siang malam,
Maria Paschalia Judith Justiari

2 komentar:

  1. Bolehkah aku meminta hujan?
    Walaupun beberapa bulan ini hujan sering datang
    Tapi aku tak merasakan ada rindumu di dalamnya

    Bolehkah aku meminta hujan?
    Dengan rindumu yang selalu kunantikan
    Walaupun tak lagi bisa kuungkapkan dalam sadar
    Tapi mimpiku selalu mengharapkannya
    Hingga akhirnya kecupanmu menyadarkanku
    Bahwa bersamamu terlalu indah untuk jadi nyata

    Paling tidak, untuk dimensi ini
    Saat kita tak di satu pijakan yang sama

    BalasHapus
  2. cerita-puisi nya bagus kaak!

    BalasHapus