Cerita di hari lain

Rabu, 24 September 2014

Filosofi Anak Kecil dalam Taman Bermain Berpagar Kawat Duri

Seorang anak kecil sudah selayaknya gemar bermain.
Kala dia telah melihat taman bermain di depan matanya, dia langsung berlari menuju taman bermain tersebut.
Tanpa peduli bahaya apa yang mengancamnya, anak kecil itu akan tetap berlari ke sana.

Di waktu ini, anak kecil itu bermain dengan riang bermain di taman bermain.
Semua tampak normal, semua tampak biasa saja.
Sampai di saat mata ini memandang lebih luas lagi.
Mata akan menangkap potret kawat duri yang menjadi pagar taman bermain itu.
Dan diingatkan lagi. Anak kecil itu bermain di dalam taman bermain berpagar kawat duri.

Namanya juga anak kecil.
Dia hanya menengok sekilas ke sekelilingnya.
Tak peduli kawat duri itu akan menggores kulitnya hingga berdarah, dia tetap bermain dengan riang di sana.
Anak kecil itu pun mencoba di permainan ini itu, berlari ke sana ke mari di dalam taman bermain.
Dia tak peduli kawat duri di sekitarnya mampu melukainya.
Dia tak peduli.

Sama seperti aku.
Aku telah membiarkan diriku seperti anak kecil itu.
Aku pikir, aku cukup hati-hati.
Tapi mungkin Yang Mahakuasa dan semesta memandangku seperti anak kecil itu.

*****

Terima kasih telah membaca tulisan ini.

Tuhan memberkati.


Salam dari yang tampak seperti anak kecil dalam taman bermain berpagar kawat duri,
Maria Paschalia Judith Justiari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar