Cerita di hari lain

Jumat, 11 Juli 2014

Antara Judith dan Hujan

Langitnya gelap.
Gelap berawan dan hamburan cahaya yang membias.

Langitnya gelap.
Gelap hingga menangis deras melepaskan berliter-liter muatan yang sudah lama tak dikeluarkan.

Langitnya gelap.
Gelap sambil mengajak angin bersuhu rendah dan asyik mengganggu kuat si raga.

Langitnya gelap.
Gelap dalam bosan sampai habis ide ingin berbuat apa.

Langitnya gelap.
Gelap tak berhasil kalahkan secercah cahaya dalam niatan menulis.


*****
Ceritanya, dari tadi gue nunggu hujan reda di depan Sekre KMK ITB.
Sekarang ditemani Dwika, Vivi, dan Jotet.
Tadinya, gue udah berencana ke suatu tempat yang akan memudahkan hidup gue dalam 2 tahun ke depan.

Gue sekarang lagi nggak suka sama hujan.
Nanti sepatu gue basah terus kaki gue dingin. Nggak suka.
Nanti rambut gue basah terus bau. Nggak suka.
Nanti baju gue basah. Nggak suka.
Dan gue kedinginan nggak ada Jahim huaaaaaaa :''''''''''(

Tadi barusan Devi dan Jona (anak-anak basis 22, anak basis gue) lewat dan masuk ke Sekre KMK ITB. Mereka membawa satu teman Camediknya.
Apa yang mereka lakukan?
Mereka meletakkan 4 tandu yang baru saja mereka perbaiki bersama-sama teman Camedik lainnya.



Lama-lama gue bingung, ini sekre KMK atau sekre Camedik? .-.
Tapi yaaaa gue pribadi selow aja sih hahahaha
Puji Tuhan, berarti Sekretariat KMK ITB bisa berguna banyak bagi teman-teman yang sedang berjuang untuk Tuhan, bangsa, dan almamater :3

Daritadi gue di sini cuma ngetik di depan Sekre KMK ITB sambil menanti hujan reda. Biar gue bisa jalan ke mana gitu.
HUAAAAAAAAAAA HUJAN CEPATLAH BERHENTI...............................

Eh eh eh barusan Marcell telepon. Katanya di daerah Pasteur nggak hujan.
DASAR HUJAN LOKAL TRASHBAG!!!!!! -________-"
*padahalanakmeteorologi
*tetepajakalohujannyagamendukungsuasanaromantisyabete

Beberapa detik yang lalu, gue berniat meneguk Calais favorit gue untuk menenangkan pikiran biar ga bete...
Dan ternyata........................................Calais nya udah basi :''''''''''''''''''''''''(



Aaaaaaaakkkk ga tega buang nya aaaaaaaaaa :'''''''''''''(

HUAAAAAAAAAAAAAAAA
HUJAN CEPATLAH BERHENTI :''''(

Judith mau jalan
Judith mau Jahim
Judith mau kaos yang tebal
Judith mau pakai sepatu yang waterproof
Judith mau Calais
Judith mau hujannya berhenti
Judith mau sandaran hati
.................................................................
*****

Tuhan, izinkan aku menikmat malam berbintang tanpa hujan.
Izinkan aku menikmat hangat dalam dekap selimut dan sejuta ide.

Di balik umpatan ini, ternyata masih terselip rasa syukur.

Bersyukur mata ini masih mampu memandang redupnya suasana Sunken Court.
Bersyukur raga ini masih ditemani oleh Vivi, Dwika, dan Kak Ajan.
Bersyukur telinga ini masih mendengar alunan musik merdu dari UKSU ITB.
Bersyukur tubuh ini mengusir kucing dari Sekre KMK ITB.
Bersyukur akal ini memahami cara menyimpan dan mengawetkan Calais.
Bersyukur hati ini mendengar cerita dari beberapa anggota KMK ITB.
Bersyukur budi ini menyaksikan anggota KMK ITB yang antusias dalam menjadi Camedik.
Bersyukur syaraf ini menerima impuls bahwa Sekre KMK ITB bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam kepentingan.
Bersyukur jemari ini mengetik suatu rangkaian kisah sederhana dari 3 jam duduk di depan Sekretariat KMK ITB.

Ah Yang Mahakuasa memang selalu baik :)
Semesta selalu membagikan kebajikannya :)

Terima kasih sudah membaca tulisan ini. Maaf kalau terlalu banyak umpatannya.
Tuhan memberkati.

Salam dari yang sedang jenuh menunggu hujan berhenti dan langit berbintang,
Maria Paschalia Judith Justiari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar